BKKBN kampanyekan kesehatan reproduksi melalui seni
A
A
A
Sindonews.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), tingkatkan pengatahuan kesehatan reproduksi remaja Indonesia melalui seni. Hal ini dilakukan untuk menekan angka kematian ibu dan anak, serta menekan jumlah kehamilan di luar nikah dan pernikahan dini di kalangan remaja.
Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Sudibyo Alimoeso mengatakan, kegiatan ini merupakan bekal moral sebagai tindak lanjut dari program generasi berencana (genre).
Melalui pola perilaku dan hobi yang mereka gemari, lanjutnya, BKKBN memberikan pendidikan dan sosialisasi kesehatan reproduksi melalui jalur seni.
“Kami adakan lomba poster 1.001 poster, dan kami kenalkan kepada mereka mengenai kesehatan reproduksi. Agar mereka dapat membentengi dirinya,” tandasnya saat ditemui di Kantor BKKBN, Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Menurut dia, melalui seni merupakan salah satu cara yang dilakukan BKKBN, untuk melakukan sosialiasi. Melalui pesan berupa gambar, katanya, makna yang terkandung dapat menjadi salah satu wadah, untuk menghasilkan remaja yang berkualitas.
Terjadinya banyak kasus yang dilakukan remaja sebagai pelaku dan korban, menandakan tidak ada wadah positif yang mereka dapatkan. “Kasus-kasus belakangan ini, merupakan ekspresi gambaran pola kehidupan para remaja,” imbuhnya.
Klik di sini untuk berita terkait.
Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Sudibyo Alimoeso mengatakan, kegiatan ini merupakan bekal moral sebagai tindak lanjut dari program generasi berencana (genre).
Melalui pola perilaku dan hobi yang mereka gemari, lanjutnya, BKKBN memberikan pendidikan dan sosialisasi kesehatan reproduksi melalui jalur seni.
“Kami adakan lomba poster 1.001 poster, dan kami kenalkan kepada mereka mengenai kesehatan reproduksi. Agar mereka dapat membentengi dirinya,” tandasnya saat ditemui di Kantor BKKBN, Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Menurut dia, melalui seni merupakan salah satu cara yang dilakukan BKKBN, untuk melakukan sosialiasi. Melalui pesan berupa gambar, katanya, makna yang terkandung dapat menjadi salah satu wadah, untuk menghasilkan remaja yang berkualitas.
Terjadinya banyak kasus yang dilakukan remaja sebagai pelaku dan korban, menandakan tidak ada wadah positif yang mereka dapatkan. “Kasus-kasus belakangan ini, merupakan ekspresi gambaran pola kehidupan para remaja,” imbuhnya.
Klik di sini untuk berita terkait.
(stb)