Harus ada bukti Sarwo Edhie pantas jadi Pahlawan
A
A
A
Sindonews.com - Sebuah petisi online di Change.org yang digalang oleh Soe Tjen Marching menolak usulan Letjen (Purn) Sarwo Edhie Wibowo sebagai Pahlawan Nasional.
Pro-kontra sempat mengemuka. Bagaimana pandangan sejarawan mengenai usulan ini?
Pengamat Sejarah Universitas Indonesia (UI) Abdul Rahman bertutur, usulan untuk menjadikan Sarwo Edhie sebagai Pahlawan Nasional harus dikaji terlebih dahulu oleh tim di Kementerian Sosial.
Untuk menjadikan ayah dari Jenderal (Purn) Pramono Edhie dan Ibu Negara Ani Yudhoyono ini sebagai Pahlawan Nasional, menurut Abdul Rahman, harus didukung oleh sejumlah bukti sejarah yang kuat.
"Dia memang punya perananan kala peralihan Orde Baru ke Orde Lama. Tapi yang utama adalah seseorang harus berjuang dan tidak pernah menyerah," ujar Abdul Rahman, Selasa (19/11/2013).
Usulan ini harus dikaji lebih dalam. Jika dirasa kurang maka harus ditambahkan lagi data pendukungnya. Bahkan, tak jarang usulan itu harus berkali-kali dikembalikan hanya untuk menambahkan data pendukung.
"Data ini sangat penting untuk menjadi kajian. Tidak hanya bisa dengan usulan saja, kalau kurang dukungan ya enggak bisa," tegasnya.
Dari usulan yang diajukan, belum bisa dipastikan lolos. Abdul Rahman mengungkapkan, ada sejumlah nama yang diajukan sebagai Pahlawan Nasional yang tidak diloloskan hanya karena minimnya data pendukung. "Padahal perjuangan dia nyata dan dirasakan masyarakat," ungkapnya.
Karena itu Abdul Rahman mengingatkan jangan mudah mengusulkan seorang tokoh dijadikan pahlawan nasional.
Baca:
Sarwo Edhie tak mudah jadi pahlawan nasional
Pro-kontra sempat mengemuka. Bagaimana pandangan sejarawan mengenai usulan ini?
Pengamat Sejarah Universitas Indonesia (UI) Abdul Rahman bertutur, usulan untuk menjadikan Sarwo Edhie sebagai Pahlawan Nasional harus dikaji terlebih dahulu oleh tim di Kementerian Sosial.
Untuk menjadikan ayah dari Jenderal (Purn) Pramono Edhie dan Ibu Negara Ani Yudhoyono ini sebagai Pahlawan Nasional, menurut Abdul Rahman, harus didukung oleh sejumlah bukti sejarah yang kuat.
"Dia memang punya perananan kala peralihan Orde Baru ke Orde Lama. Tapi yang utama adalah seseorang harus berjuang dan tidak pernah menyerah," ujar Abdul Rahman, Selasa (19/11/2013).
Usulan ini harus dikaji lebih dalam. Jika dirasa kurang maka harus ditambahkan lagi data pendukungnya. Bahkan, tak jarang usulan itu harus berkali-kali dikembalikan hanya untuk menambahkan data pendukung.
"Data ini sangat penting untuk menjadi kajian. Tidak hanya bisa dengan usulan saja, kalau kurang dukungan ya enggak bisa," tegasnya.
Dari usulan yang diajukan, belum bisa dipastikan lolos. Abdul Rahman mengungkapkan, ada sejumlah nama yang diajukan sebagai Pahlawan Nasional yang tidak diloloskan hanya karena minimnya data pendukung. "Padahal perjuangan dia nyata dan dirasakan masyarakat," ungkapnya.
Karena itu Abdul Rahman mengingatkan jangan mudah mengusulkan seorang tokoh dijadikan pahlawan nasional.
Baca:
Sarwo Edhie tak mudah jadi pahlawan nasional
(hyk)