Mahasiswa UI felar Festival Perancis
A
A
A
Sindonews.com - Negara Perancis dikenal dengan negara mode dan gaya serta budayanya yang romantis. Namun, siapa sangka di sana juga terdapat sebuah daerah pinggiran atau sub urban seperti wilayah Bronx di Amerika.
Namanya Banlieue atau daerah pinggiran di Perancis yang kaya dengan budaya musik rap dan hiphop. Karena itu, tema yang diangkat dalam Festival Perancis atau Festifrance yang digelar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) adalah seputar Banlieue.
Terlihat dari suasana dekorasi yang dibuat santai, gaul, dan anak muda dengan warna merah lebih dominan. Acara yang digelar selama tiga hari itu, terdapat lomba bahasa Perancis, seminar, dan mural.
"Festival Perancis ini tahun ketiga, kami angkat tema budaya yang lahir dari Banlieu dimana sudah menjadi stereotipe bahwa kriminalitasnya tinggi dan banyak narkoba. Tetapi kami ingin tunjukan bahwa daerah sana enggak selamanya negatif, ada graviti dan bisa mengapresiasi diri lewat musik sebagai ujung tombak perluas kebudayaan," kata Ketua Panitia yang juga mahasiswa FIB UI angkatan 2010, Riche Theodora, Kamis (14/11/2013).
Riche menambahkan yang paling unik dalam festival tersebut adalah adanya demo masak masakan Perancis dengan cita rasa yang lezat dan gurih ala Chef Lely dari Chezlely. Tujuannya, mereka ingin memperkenalkan kepada mahasisa bedanya masakan Perancis dengan masakan Eropa lainnya ataupun Indonesia.
"Masakan Perancis. Kami pilih makanan musim dingin. Goalnya, mudah-mudahan budaya Perancis yang selama ini dikenal elegan, mewah, ternyata Perancis nih beda. Ada aspek lain dari Perancis. Ada distronya juga, bazar, semuanya anak muda," katanya.
Namun, Riche menyebutkan tak ketinggalan ciri khas Perancis yakni romantisme dimana banyak simbol-simbol yang mengungkapkan soal cinta. Ia mengklaim, bahwa pihak kampus dan direktorat kemahasiswaan sepenuhnya mendukung acara tersebut.
"Kami angkat tema anak muda, di Perancis kan banyak masalahnya ada agama, masalah imigran, masalah pemerintah, tetapi kita berikan yang berbeda di sini. Targetnya 100-200 mahasiswa yang berkunjung ke acara kami tiap hari," ungkapnya.
Baca berita:
Soft skill mahasiswa Indonesia rendah
Namanya Banlieue atau daerah pinggiran di Perancis yang kaya dengan budaya musik rap dan hiphop. Karena itu, tema yang diangkat dalam Festival Perancis atau Festifrance yang digelar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) adalah seputar Banlieue.
Terlihat dari suasana dekorasi yang dibuat santai, gaul, dan anak muda dengan warna merah lebih dominan. Acara yang digelar selama tiga hari itu, terdapat lomba bahasa Perancis, seminar, dan mural.
"Festival Perancis ini tahun ketiga, kami angkat tema budaya yang lahir dari Banlieu dimana sudah menjadi stereotipe bahwa kriminalitasnya tinggi dan banyak narkoba. Tetapi kami ingin tunjukan bahwa daerah sana enggak selamanya negatif, ada graviti dan bisa mengapresiasi diri lewat musik sebagai ujung tombak perluas kebudayaan," kata Ketua Panitia yang juga mahasiswa FIB UI angkatan 2010, Riche Theodora, Kamis (14/11/2013).
Riche menambahkan yang paling unik dalam festival tersebut adalah adanya demo masak masakan Perancis dengan cita rasa yang lezat dan gurih ala Chef Lely dari Chezlely. Tujuannya, mereka ingin memperkenalkan kepada mahasisa bedanya masakan Perancis dengan masakan Eropa lainnya ataupun Indonesia.
"Masakan Perancis. Kami pilih makanan musim dingin. Goalnya, mudah-mudahan budaya Perancis yang selama ini dikenal elegan, mewah, ternyata Perancis nih beda. Ada aspek lain dari Perancis. Ada distronya juga, bazar, semuanya anak muda," katanya.
Namun, Riche menyebutkan tak ketinggalan ciri khas Perancis yakni romantisme dimana banyak simbol-simbol yang mengungkapkan soal cinta. Ia mengklaim, bahwa pihak kampus dan direktorat kemahasiswaan sepenuhnya mendukung acara tersebut.
"Kami angkat tema anak muda, di Perancis kan banyak masalahnya ada agama, masalah imigran, masalah pemerintah, tetapi kita berikan yang berbeda di sini. Targetnya 100-200 mahasiswa yang berkunjung ke acara kami tiap hari," ungkapnya.
Baca berita:
Soft skill mahasiswa Indonesia rendah
(kri)