Soft skill mahasiswa Indonesia rendah
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah menganggap jumlah pengangguran intelektual yang semakin banyak, karena dipicu mahasiswa yang ber-soft skill rendah.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) bidang Pendidikan, Musliar Kasim mengatakan, dari riset yang dia ketahui saat di dunia kerja, kesuksesan seseorang itu 80 persen ditentukan oleh soft skill.
Sedangkan sisanya hard skill atau teori akademik yang diambil semasa kuliah. “Lulusan pendidikan tinggi yang memiliki soft skill, jauh lebih dibutuhkan ketimbang menguasai bidang keilmuan saja,” kata Musliar pada Nation Building Beasiswa Djarum Foundation, Rabu (13/11/2013).
Kemendikbud pun meminta ke seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta, untuk mengembangkan pendidikan keterampilan bagi mahasiswanya. Dia menjelaskan, apalagi 2015 nanti, akan ada pasar bebas ASEAN.
"Di mana pekerja dalam negeri akan terancam dengan berdatangannya pekerja asing. Pemerintah pun menuntut pendidikan tinggi untuk mengembangkan soft skill untuk meminimalisir angka pengangguran intelektual itu," ucapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dari jumlah 7,17 juta pengangguran, terdapat sekira 610.000 orang pengangguran intelektual. Terdiri dari pengangguran lulusan pendidikan diploma I/II/III yang jumlahnya mencapai 0,19 juta (2,69 persem) dan lulusan universitas sebanyak 0,42 juta ( 5,88 persen).
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) bidang Pendidikan, Musliar Kasim mengatakan, dari riset yang dia ketahui saat di dunia kerja, kesuksesan seseorang itu 80 persen ditentukan oleh soft skill.
Sedangkan sisanya hard skill atau teori akademik yang diambil semasa kuliah. “Lulusan pendidikan tinggi yang memiliki soft skill, jauh lebih dibutuhkan ketimbang menguasai bidang keilmuan saja,” kata Musliar pada Nation Building Beasiswa Djarum Foundation, Rabu (13/11/2013).
Kemendikbud pun meminta ke seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta, untuk mengembangkan pendidikan keterampilan bagi mahasiswanya. Dia menjelaskan, apalagi 2015 nanti, akan ada pasar bebas ASEAN.
"Di mana pekerja dalam negeri akan terancam dengan berdatangannya pekerja asing. Pemerintah pun menuntut pendidikan tinggi untuk mengembangkan soft skill untuk meminimalisir angka pengangguran intelektual itu," ucapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dari jumlah 7,17 juta pengangguran, terdapat sekira 610.000 orang pengangguran intelektual. Terdiri dari pengangguran lulusan pendidikan diploma I/II/III yang jumlahnya mencapai 0,19 juta (2,69 persem) dan lulusan universitas sebanyak 0,42 juta ( 5,88 persen).
(maf)