Asal bukan fitnah, Demokrat terima dikritik PPI
A
A
A
Sindonews.com - Partai Demokrat mengaku bahwa selama ini Ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) kerap mengkritik Partai Demokrat dengan sangat pedas.
Terlebih dengan adanya surat misterius berasal dari pegawai KPK yang menyebutkan bahwa Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerima dana untuk kampanye Pilpres 2009.
"Kalau itu sifatnya kritikan, bagi saya itu tidak masalah. Kritik itu penting, bagaimanapun pedasnya kritikan itu, saya terima. Tapi kan parahnya itu fitnah, itu yang tidak dibolehkan," kata anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman usai menghadiri acara diskusi di Wisma Syahida Inn UIN Jakarta, Ciputat, Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2013).
Hayono mengaku, selama ini dirinya menilai bahwa PPI adalah ormas yang baik dan tidak mempunyai kepentingan untuk menjatuhkan Partai Demokrat, khususnya kepada petinggi Partai Demokrat.
"Bagi saya, PPI itu ormas yang semestinya baik. Oleh karena itu, jika ada indikasi-indikasi yang menyimpang, baiknya kita serahkan kepada KPK," pungkas Hayono.
Baca berita:
PPI kecewa dengan penggeledahan KPK
Terlebih dengan adanya surat misterius berasal dari pegawai KPK yang menyebutkan bahwa Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerima dana untuk kampanye Pilpres 2009.
"Kalau itu sifatnya kritikan, bagi saya itu tidak masalah. Kritik itu penting, bagaimanapun pedasnya kritikan itu, saya terima. Tapi kan parahnya itu fitnah, itu yang tidak dibolehkan," kata anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman usai menghadiri acara diskusi di Wisma Syahida Inn UIN Jakarta, Ciputat, Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2013).
Hayono mengaku, selama ini dirinya menilai bahwa PPI adalah ormas yang baik dan tidak mempunyai kepentingan untuk menjatuhkan Partai Demokrat, khususnya kepada petinggi Partai Demokrat.
"Bagi saya, PPI itu ormas yang semestinya baik. Oleh karena itu, jika ada indikasi-indikasi yang menyimpang, baiknya kita serahkan kepada KPK," pungkas Hayono.
Baca berita:
PPI kecewa dengan penggeledahan KPK
(kri)