LPI: SBY & Mendagri tokoh paling tak tegas
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi, dinilai sebagai tokoh yang paling tidak tegas terhadap organisasi masyarakat (ormas) radikal berjubah agama.
Hal itu salah satu kesimpulan dari hasil survei Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), yang diumumkan pada hari ini.
SBY dalam hal ini hanya memperoleh 2,57 persen atau paling terbawah dari 18 tokoh elite lama.
Sementara Mendagri Gamawan Fauzi berada di posisi ke-17 dengan 2,69 persen. "Selama dua periode masa Pemerintahan SBY, kelompok-kelompok ormas garis keras tetap bebas dan leluasa melakukan aksi-aksinya," ujar Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens, di Galery Cafe, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (10/11/2013).
Sehingga, menurutnya, tak ada upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah kepada ormas radikal berjubah agama tersebut.
Dalam survei LPI ini, tokoh elite lama yang paling tegas terhadap ormas radikal berjubah agama itu, yakni Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Akbar Tandjung dengan 4,97 persen.
Kemudian calon Wakil Presiden (Cawapres) dari Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo dengan 4,58 persen.
Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa survei yang dilakukan pihaknya menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus pada opinion leader survei.
Artinya, kata dia, informan LPI dalam hal ini terbatas pada kelompok masyarakat yang menjadi penentu opini publik.
"Mereka adalah para pakar, pimpinan media, wartawan, aktivis dan tokoh masyarakat," kata Boni.
Lebih lanjut dia menuturkan, bahwa pihaknya menggali secara mendalam bersama para pakar, pimpinan media, wartawan, aktivis dan tokoh masyarakat melalui focus group discussion (FGD).
Ditambahkannya, seluruh pandangan kualitatif yang luas dan mendalam itu kemudian disederhanakan dengan pengukuran kuantitatif melalui metode scoring dengan skala 0-10.
0 adalah terendah dan 10 adalah tertinggi. Dalam persentase, skala ini bisa diparalelkan dengan 0%-100%.
Berikut hasil survei LPI tersebut
Tokoh elite lama:
-Akbar Tandjung: 4,97 persen
-Megawati: 4,97 persen
-Surya Paloh: 4,97 persen
-Prabowo: 4,97 persen
-Mahfud MD: 4,18 persen
-Wiranto: 4,13 persen
-Jusuf Kalla: 4,07 persen
-Endriartono: 3,38 persen
-Suryadharma Ali: 3,28 persen
-Muhaimin Iskandar: 3,20 persen
-Marzuki Alie: 3,17 persen
-Aburizal Bakrie: 2,92 persen
-Sutiyoso: 2,92 persen
-Hatta Rajasa: 2,83 persen
-Djoko Suyanto: 2,75 persen
-Hayono Isman: 2,73 persen
-Gamawan Fauzi : 2,60 persen
-SBY: 2,57 persen
Tokoh elite baru
-Jokowi: 4,60 persen
-Hary Tanoe: 4,58 persen
-Ali Masykur Musa: 4,48 persen
-Abraham Samad: 4,17 persen
-Anies Baswedan: 3,23 persen
-Pramono Edhie: 3,03 persen
-Puan Maharani: 2,92 persen
-Chairul Tandjung: 2,85 persen
-Dahlan Iskan: 2,73 persen
-Sri Mulyani: 2,70 persen
-Dino Patti Djalal: 2,53 persen
-Gita Wirjawan: 2,52 persen
Baca juga SBY dinilai gagal oleh LPI.
Hal itu salah satu kesimpulan dari hasil survei Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), yang diumumkan pada hari ini.
SBY dalam hal ini hanya memperoleh 2,57 persen atau paling terbawah dari 18 tokoh elite lama.
Sementara Mendagri Gamawan Fauzi berada di posisi ke-17 dengan 2,69 persen. "Selama dua periode masa Pemerintahan SBY, kelompok-kelompok ormas garis keras tetap bebas dan leluasa melakukan aksi-aksinya," ujar Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens, di Galery Cafe, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (10/11/2013).
Sehingga, menurutnya, tak ada upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah kepada ormas radikal berjubah agama tersebut.
Dalam survei LPI ini, tokoh elite lama yang paling tegas terhadap ormas radikal berjubah agama itu, yakni Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Akbar Tandjung dengan 4,97 persen.
Kemudian calon Wakil Presiden (Cawapres) dari Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo dengan 4,58 persen.
Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa survei yang dilakukan pihaknya menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus pada opinion leader survei.
Artinya, kata dia, informan LPI dalam hal ini terbatas pada kelompok masyarakat yang menjadi penentu opini publik.
"Mereka adalah para pakar, pimpinan media, wartawan, aktivis dan tokoh masyarakat," kata Boni.
Lebih lanjut dia menuturkan, bahwa pihaknya menggali secara mendalam bersama para pakar, pimpinan media, wartawan, aktivis dan tokoh masyarakat melalui focus group discussion (FGD).
Ditambahkannya, seluruh pandangan kualitatif yang luas dan mendalam itu kemudian disederhanakan dengan pengukuran kuantitatif melalui metode scoring dengan skala 0-10.
0 adalah terendah dan 10 adalah tertinggi. Dalam persentase, skala ini bisa diparalelkan dengan 0%-100%.
Berikut hasil survei LPI tersebut
Tokoh elite lama:
-Akbar Tandjung: 4,97 persen
-Megawati: 4,97 persen
-Surya Paloh: 4,97 persen
-Prabowo: 4,97 persen
-Mahfud MD: 4,18 persen
-Wiranto: 4,13 persen
-Jusuf Kalla: 4,07 persen
-Endriartono: 3,38 persen
-Suryadharma Ali: 3,28 persen
-Muhaimin Iskandar: 3,20 persen
-Marzuki Alie: 3,17 persen
-Aburizal Bakrie: 2,92 persen
-Sutiyoso: 2,92 persen
-Hatta Rajasa: 2,83 persen
-Djoko Suyanto: 2,75 persen
-Hayono Isman: 2,73 persen
-Gamawan Fauzi : 2,60 persen
-SBY: 2,57 persen
Tokoh elite baru
-Jokowi: 4,60 persen
-Hary Tanoe: 4,58 persen
-Ali Masykur Musa: 4,48 persen
-Abraham Samad: 4,17 persen
-Anies Baswedan: 3,23 persen
-Pramono Edhie: 3,03 persen
-Puan Maharani: 2,92 persen
-Chairul Tandjung: 2,85 persen
-Dahlan Iskan: 2,73 persen
-Sri Mulyani: 2,70 persen
-Dino Patti Djalal: 2,53 persen
-Gita Wirjawan: 2,52 persen
Baca juga SBY dinilai gagal oleh LPI.
(stb)