Kehidupan ribuan TKI di Saudi tak layak
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah mengakui, mendapat laporan yang sama dengan yang disampaikan Anggota Komisi IX DPR Rieke Diah Pitaloka.
Dia menuturkan, situasi terkini buruh migran Indonesia tidak berdokumen di Arab Saudi pascaamnesti berakhir, semakin mengkhawatirkan.
"Ribuan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang telah di bawa ke kamp imigrasi, situasinya jauh dari layak, banyak yang kelaparan, haus, dan barang-barang mereka juga disita oleh petugas," kata Anis, berdasarkan siaran pers yang diterima KORAN SINDO, Rabu 6 NOvember 2013.
Anis mengungkapkan, dikabarkan ada seorang TKI yang meninggal dunia di kamp imigrasi, karena sakit dan diduga kelaparan. Sementara respons Pemerintah Indonesia untuk melayani dan memberi perlindungan secara komprehensif pada buruh migran di sana sangat lambat.
“Setiap hari, ribuan TKI juga terpaksa tinggal dan mencari perlindungan di bawah jembatan Palestina,” ungkapnya.
Sebelumnya, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Tatang Razak mengatakan, saat ini jumlah TKI yang sudah mengurus surat perjalanan laksana paspor (SPLP) sebanyak 95.262 orang.
Sebanyak 15.571 orang telah mendapatkan dokumen ketenagakerjaan resmi dari Pemerintah Arab Saudi. Sedangkan yang sudah mendapatkan exit permit (izin untuk meninggalkan suatu negara) sebanyak 6.035 dan di antaranya 5.973 orang, terdata sudah pulang ke tanah air.
“Dari keadaan ini berarti masih ada sekitar 73.656 orang yang belum mendapatkan dokumen, baik ketenagakerjaan maupun exit permit bagi yang berminat pulang," kata Tatang saat ditemui di Kantor Kemenko Kesra, Jakarta Pusat, Senin 4 November 2013.
Berita terkait:
Pemerintah didesak pikirkan nasib 73 ribu TKI di Arab
Dia menuturkan, situasi terkini buruh migran Indonesia tidak berdokumen di Arab Saudi pascaamnesti berakhir, semakin mengkhawatirkan.
"Ribuan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang telah di bawa ke kamp imigrasi, situasinya jauh dari layak, banyak yang kelaparan, haus, dan barang-barang mereka juga disita oleh petugas," kata Anis, berdasarkan siaran pers yang diterima KORAN SINDO, Rabu 6 NOvember 2013.
Anis mengungkapkan, dikabarkan ada seorang TKI yang meninggal dunia di kamp imigrasi, karena sakit dan diduga kelaparan. Sementara respons Pemerintah Indonesia untuk melayani dan memberi perlindungan secara komprehensif pada buruh migran di sana sangat lambat.
“Setiap hari, ribuan TKI juga terpaksa tinggal dan mencari perlindungan di bawah jembatan Palestina,” ungkapnya.
Sebelumnya, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Tatang Razak mengatakan, saat ini jumlah TKI yang sudah mengurus surat perjalanan laksana paspor (SPLP) sebanyak 95.262 orang.
Sebanyak 15.571 orang telah mendapatkan dokumen ketenagakerjaan resmi dari Pemerintah Arab Saudi. Sedangkan yang sudah mendapatkan exit permit (izin untuk meninggalkan suatu negara) sebanyak 6.035 dan di antaranya 5.973 orang, terdata sudah pulang ke tanah air.
“Dari keadaan ini berarti masih ada sekitar 73.656 orang yang belum mendapatkan dokumen, baik ketenagakerjaan maupun exit permit bagi yang berminat pulang," kata Tatang saat ditemui di Kantor Kemenko Kesra, Jakarta Pusat, Senin 4 November 2013.
Berita terkait:
Pemerintah didesak pikirkan nasib 73 ribu TKI di Arab
(maf)