Tak terkontrol, antibiotik bisa berbahaya

Sabtu, 02 November 2013 - 02:30 WIB
Tak terkontrol, antibiotik...
Tak terkontrol, antibiotik bisa berbahaya
A A A
Sindonews.com - Obat antibiotik yang biasa diperoleh setiap pemeriksaan ke dokter, ternyata bisa berbahaya jika dikonsumsi sembarangan. Meski belum ada penelitian khusus, mengenai besarnya penyalah gunaan obat antibiotik oleh masyarakat di Indonesia, kemungkinan tersebut sudah tampak jelas.

"Telah disinyalir adanya penggunaan antibiotik yang kurang terkontrol oleh masyarakat Indonesia, meski memang belum ada penelitian yang mendalam. Mengingat cukup berbahayanya penyalah gunaan antibiotik, perlu dilakukan sosialisasi mengenai bahaya resistensi antibiotik pada masyarakat," ujar Dosen Farmasi UMY Rifki Febriansah MSc Apt Jumat, 01 November 2013.

Melihat pentingnya sosialisasi tersebut, UMY menggandeng Universitas Sains Malaysia (USM), untuk mengadakan sosialisasi bahaya penyalah gunaan obat antibiotik pada masyarakat.

Karena adanya persamaan persoalan di kedua negara ini. Sebagai tindak lanjutnya, kedua universitas pun melakukan kerja sama dalam upaya meningkatkan kajian farmasi.

"Penyalahgunaan antibiotik di Malaysia ternyata juga cukup besar. Berdasarkan penelitian, di Malaysia diketahui sebanyak 70 persen masyarakatnya melakukan penyalahgunaan obat antibiotik. Sepertinya ada kesamaan persepsi, antara masyarakat Indonesia dan Malaysia dalam hal obat antibiotik," imbuhnya.

Dikatakan Rifki, masyarakat Malaysia berpikir setiap penyakit dapat disembuhkan dengan antibiotik dan masyarakat Indonesia berpikir antibiotik, adalah obat segala penyakit.

Untuk membuktikannya, pihaknya pernah melakukan observasi kecil terhadap beberapa pelanggan apotek. Hasilnya, kebanyakan pelanggan apotek membeli obat antibiotik untuk menghilangkan rasa sakit.

"Hal inilah yang disebut lepas kontrolnya obat antibiotik, jika antibiotik dikonsumsi di luar kontrol, maka nantinya antibiotik tidak akan berpengaruh pada tubuh," tuturnya.

Rifki juga mengatakan, penyalahgunaan obat antibiotik tersebut juga menjadi permasalahan kajian farmasi di berbagai negara, bukan hanya Indonesia dan Malaysia. Untuk itu, Farmasi UMY berencana melaksanakan kampanye resistensi antibiotik pada masyarakat di Yogyakarta.

Upaya sosialisasi tersebut, juga akan disertai dengan melakukan penelitian mendalam tentang kasus tersebut.

Baca juga MUI minta bijaksana soal sertifikasi obat.
(stb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7318 seconds (0.1#10.140)