Panglima Kodam IV/Diponegoro prihatin dengan kondisi prajurit

Panglima Kodam IV/Diponegoro prihatin dengan kondisi prajurit
A
A
A
Sindonews.com - Panglima Kodam IV/Diponegoro, Mayor Jenderal TNI Sunindyo mengaku merasa prihatin melihat kondisi kesejahteraan prajurit saat ini. Salah satunya dari kondisi rumah-rumah tinggal mereka.
"Kondisinya itu bobrok semua, semisal di Raider (Yonif 400). Waktu kami takziah ke sana, ada istri prajurit yang meninggal, lihat kondisi rumahnya sampai nangis saya. Tuhan memberikan jalan untuk peningkatan kesejahteraan
ini, makanya kami sujud syukur tadi," ujarnya saat menggelar konferensi pers di Makodam IV/Diponegoro, Kota Semarang, Senin (21/10/2013).
Kapendam IV/Diponegoro Kolonel Arh Ramses L Tobing menambahkan yayasan tentu didirikan murni untuk kesejahteraan prajurit. "Rata-rata kondisi perumahan prajurit itu memprihatinkan. Pangkat bintara dan tamtama, kalau perwira lebih mending kan gajinya lebih besar. Pengelolaan aset ini kenapa baru sekarang? Karena Pangdam itu peduli, peduli sama prajurit," tambahnya.
Pada Sabtu 19 Oktober 2013 malam dilakukan penandatanganan Akta Pernyataan Pengakuan dan Penyerahan Aset Kodam IV/Diponegoro dari pengurus Yayasan Rumpun Diponegoro kepada Pangdam IV/Diponegoro.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Umum Yayasan Rumpun Diponegoro, Kolonel Inf (Purn) Saleh Husni Heru Selamat Montjonegoro mengatakan tidak masuknya laporan pengelolaan aset ke Pangdam disebabkan adanya *miss* komunikasi.
“Memang betul demikian. Kami selama ini berpatokan pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan, kalau sekarang ada peraturan baru kami tentu siap mematuhi. Kami ini purnawirawan, prajurit tetap prajurit, patuh kepada panglima. Sebagai organisasi, kami tentu patuh terhadap pembina,” ungkapnya saat dihubungi SINDO.
Saleh merinci beberapa aset yang ada. Di antaranya perkebunan seluas sekira 3000 meter persegi, kantor di Jalan Pemuda hingga dana abadi berupa bilyet yang hanya diambil depositonya.
Nilai dana abadi itu sekira Rp33 miliar dan saat ini hanya diambil bunganya. Bunga rata-rata per tahun itu sekira Rp1,1 miliar yang digunakan untuk berbagai keperluan sosial hingga keagamaan.
“Semua aset dan kekayaan itu sudah diserahkan ke Pangdam. Kami sangat-sangat setuju jika dikelola yang lebih profesional. Kami-kami ini hanya purnawirawan yang tidak tahu bagaimana ber*entrepreneur*. Kalau mau ditata ulang bagus sekali, sangat setuju, untuk kesejahteraan prajurit,” tandasnya.
Baca berita:
Kodam IV/Diponegoro tata ulang aset miliaran rupiah
"Kondisinya itu bobrok semua, semisal di Raider (Yonif 400). Waktu kami takziah ke sana, ada istri prajurit yang meninggal, lihat kondisi rumahnya sampai nangis saya. Tuhan memberikan jalan untuk peningkatan kesejahteraan
ini, makanya kami sujud syukur tadi," ujarnya saat menggelar konferensi pers di Makodam IV/Diponegoro, Kota Semarang, Senin (21/10/2013).
Kapendam IV/Diponegoro Kolonel Arh Ramses L Tobing menambahkan yayasan tentu didirikan murni untuk kesejahteraan prajurit. "Rata-rata kondisi perumahan prajurit itu memprihatinkan. Pangkat bintara dan tamtama, kalau perwira lebih mending kan gajinya lebih besar. Pengelolaan aset ini kenapa baru sekarang? Karena Pangdam itu peduli, peduli sama prajurit," tambahnya.
Pada Sabtu 19 Oktober 2013 malam dilakukan penandatanganan Akta Pernyataan Pengakuan dan Penyerahan Aset Kodam IV/Diponegoro dari pengurus Yayasan Rumpun Diponegoro kepada Pangdam IV/Diponegoro.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Umum Yayasan Rumpun Diponegoro, Kolonel Inf (Purn) Saleh Husni Heru Selamat Montjonegoro mengatakan tidak masuknya laporan pengelolaan aset ke Pangdam disebabkan adanya *miss* komunikasi.
“Memang betul demikian. Kami selama ini berpatokan pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan, kalau sekarang ada peraturan baru kami tentu siap mematuhi. Kami ini purnawirawan, prajurit tetap prajurit, patuh kepada panglima. Sebagai organisasi, kami tentu patuh terhadap pembina,” ungkapnya saat dihubungi SINDO.
Saleh merinci beberapa aset yang ada. Di antaranya perkebunan seluas sekira 3000 meter persegi, kantor di Jalan Pemuda hingga dana abadi berupa bilyet yang hanya diambil depositonya.
Nilai dana abadi itu sekira Rp33 miliar dan saat ini hanya diambil bunganya. Bunga rata-rata per tahun itu sekira Rp1,1 miliar yang digunakan untuk berbagai keperluan sosial hingga keagamaan.
“Semua aset dan kekayaan itu sudah diserahkan ke Pangdam. Kami sangat-sangat setuju jika dikelola yang lebih profesional. Kami-kami ini hanya purnawirawan yang tidak tahu bagaimana ber*entrepreneur*. Kalau mau ditata ulang bagus sekali, sangat setuju, untuk kesejahteraan prajurit,” tandasnya.
Baca berita:
Kodam IV/Diponegoro tata ulang aset miliaran rupiah
(kri)