Kemenkes akui kekurangan pelayanan kesehatan haji
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui minimnya fasilitas yang terjangkau di Tanah Suci. Hal ini mengakibatkan pelayanan kesehatan haji Indonesia 1434 H masih kurang.
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama mengatakan, selama puncak haji Badan Penyelenggara Haji Indonesia (BPIH) Arafah memberikan ruang kesehatan yang sangat terbatas sehingga sebagian pasien ditangani diluar tenda. Untuk itu, ke depannya di tahun depan akan dilakukan perluasan tenda agar dapat ditingkatkan layanan kesehatan kepada jamaah.
"Kami sudah membicarakan langsung di lapangan dengan DirJen PHU Kementerian Agama (Kemenag) dan prinsip disetujui. Dan juga bicara langsung dengan pihak DPR dan beliau juga setuju," tandasnya saat dihubungi SINDO melalui pesan singkat, Rabu 16 Oktober 2013.
Selain minimnya keadaan tenda, sulitnya kendaraan atau ambulans guna merujuk pasien dari BPHI ke RS Arab Saudi (RSAS). Hal ini dikarenakan ambulans yang digunakan tidak mempunyai stiker izin karena tidak dikeluarkan oleh pemerintah Arab Saudi, ditambah jalanan yang sangat macet.
"Sebenarnya bisa menggunakan ambulans Arab Saudi, tapi ada masalah komunikasi, walau sudah diatasi dengan tenaga yang bisa bahasa Arab," ujar dia.
Baca berita:
Pelayanan kesehatan haji tahun ini lebih optimal
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama mengatakan, selama puncak haji Badan Penyelenggara Haji Indonesia (BPIH) Arafah memberikan ruang kesehatan yang sangat terbatas sehingga sebagian pasien ditangani diluar tenda. Untuk itu, ke depannya di tahun depan akan dilakukan perluasan tenda agar dapat ditingkatkan layanan kesehatan kepada jamaah.
"Kami sudah membicarakan langsung di lapangan dengan DirJen PHU Kementerian Agama (Kemenag) dan prinsip disetujui. Dan juga bicara langsung dengan pihak DPR dan beliau juga setuju," tandasnya saat dihubungi SINDO melalui pesan singkat, Rabu 16 Oktober 2013.
Selain minimnya keadaan tenda, sulitnya kendaraan atau ambulans guna merujuk pasien dari BPHI ke RS Arab Saudi (RSAS). Hal ini dikarenakan ambulans yang digunakan tidak mempunyai stiker izin karena tidak dikeluarkan oleh pemerintah Arab Saudi, ditambah jalanan yang sangat macet.
"Sebenarnya bisa menggunakan ambulans Arab Saudi, tapi ada masalah komunikasi, walau sudah diatasi dengan tenaga yang bisa bahasa Arab," ujar dia.
Baca berita:
Pelayanan kesehatan haji tahun ini lebih optimal
(kri)