Mensos: Penanganan bencana masih klasik
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Aljufri mengatakan, selama ini penanganan bencana masih sangat klasik. Untuk itu dibutuhkan manajemen bencana dengan pendekatan komuitas.
"Selama ini penanganan terhadap bencana alam masih dilakukan dengan penanganan manajemen bencana klasik saja, seharusnya didekati dengan pendekatan <>community disaster management, yaitu penanganan dan pengelolaan bencana berbasis masyarakat,"tandasnya saat ditemui di Kantor Kemensos, Selasa (15/10/2013).
Menurut Mensos, di masa mendatang dibutuhkan pertukaran keilmuan dan pengalaman dalam penanganan bencana alam dengan berbagai negara, salah satunya dengan negara-negara ASEAN.
“Pertukaran keilmuan dalam penanggulangan bencana alam bisa menjadi kekuatan dalam membangun tim yang solid dan menyelesaikan bencana alam, ” ujar dia.
Saat ini Indonesia mempunyai Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang tersebar di 33 Provinsi seluruh Indoensia sebanyak 29.259 orang. Periode 2010-2012 terdapat 123 Kampung Siaga Bencana (KSB) yang tersebar di 33 Provinsi.
Oleh karena itu, tanggap darurat sebagai tindakan pertama ketika bencana terjadi, harus dilanjutkan dengan tahap rekonstruksi dan pemulihan. Artinya korban bencana mendapatkan perlindungan sosial secara utuh.
"Kita akan jadikan setiap warga terdidik dan terlatih dengan manajemen modern yang bertumpu pada kecepatan berpikir serta ketepatan bertindak merupakan kunci dalam penanganan bencana alam," tegas dia.
Baca juga berita Kemensos: Tagana siap membantu masyarakat waspada.
"Selama ini penanganan terhadap bencana alam masih dilakukan dengan penanganan manajemen bencana klasik saja, seharusnya didekati dengan pendekatan <>community disaster management, yaitu penanganan dan pengelolaan bencana berbasis masyarakat,"tandasnya saat ditemui di Kantor Kemensos, Selasa (15/10/2013).
Menurut Mensos, di masa mendatang dibutuhkan pertukaran keilmuan dan pengalaman dalam penanganan bencana alam dengan berbagai negara, salah satunya dengan negara-negara ASEAN.
“Pertukaran keilmuan dalam penanggulangan bencana alam bisa menjadi kekuatan dalam membangun tim yang solid dan menyelesaikan bencana alam, ” ujar dia.
Saat ini Indonesia mempunyai Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang tersebar di 33 Provinsi seluruh Indoensia sebanyak 29.259 orang. Periode 2010-2012 terdapat 123 Kampung Siaga Bencana (KSB) yang tersebar di 33 Provinsi.
Oleh karena itu, tanggap darurat sebagai tindakan pertama ketika bencana terjadi, harus dilanjutkan dengan tahap rekonstruksi dan pemulihan. Artinya korban bencana mendapatkan perlindungan sosial secara utuh.
"Kita akan jadikan setiap warga terdidik dan terlatih dengan manajemen modern yang bertumpu pada kecepatan berpikir serta ketepatan bertindak merupakan kunci dalam penanganan bencana alam," tegas dia.
Baca juga berita Kemensos: Tagana siap membantu masyarakat waspada.
(lal)