Pemanasan global ciptakan perubahan iklim ekstrim
A
A
A
Sindonews.com - Dampak perubahan iklum di kawasan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia, diperkirakan akan meningkatkan ancaman terhadap ketahanan pangan, kesehatan, ketersediaan air bersih, keragaman hayati dan kenaikan air laiu ke permukaan.
Hal itu berdasarkan hasil kajian Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), yang disampaikan kepada Sindonews, Senin (30/9/2013). IPCC adalah panel ahli internasional yang ditunjuk untuk mengkaji aspek-aspek ilmiah, tentang perubahan iklim dan memberikan masukan kepada UNFCCC.
Berdasarkan laporan tersebut. ditemukan sejumlah fakta ilmiah, akibat perubahan iklim secara global. Dengan menggunakan metode iklim dengan skenario RCP.
Dalam skenario ini, ditemukan gambaran keadaan dunia dengan pertumbuhan populasi tinggi dan pengguna emisi gas rumah kaca yang tinggi pula. akibatnya, temperatur global semenjak tahun 1901 mencapai 0,89 derajat celcus.
Di kawasan Asia Tenggara, tercatat kenaikan temperatur pada kisaran 0,4-1 derajat celcus. Diperkirakan kenaikan temperatur di wilayah Asia Tenggara untuk janga menengah di tahun-tahun mendatang (2046-2065), akan terjadi pada rentang 1,5-2 derajat celcus.
Pada masa-masa ini, kenaikan temperatur yang paling tinggi akan terkonsentrasi di daerah-daerah bagian Barat Laut, yaitu di negara-negera seperti Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja dan Vietnam.
Untuk jangkap panjang (2081-2100), kenaikan temperatur akan berada di rentang 2-4 derajat celcus yang akan menyebar ke seluruh daratan secara merata. Suhu tertinggi di siang hari akan mencapai 3-4 derajat celcus, lebih tinggi dari temperatur rata-rata saat ini yang menyebar di kawasan Asia Tenggara.
Curah hujan diperkirakan akan meningkat di negara seperti Indonesia dan Papua Nugini. Sedangkan di negara-negara seperti Thailand, Laos, Myanmar, Kamboja dan Vietnam curah hujan diperkirakan akan menurun sebesar 10-20 persen di bulan Maret-Mei.
Secara keseluruhan, curah hujan tahunan diperkirakan akan meningkat, kecuali di bagian Barat Daya Indonesia. Kelembaban tanah akan meningkat hingga 1 mm di bagian Barat Daya dari kawasan ini (Papua Nugini), dan penurunan sekitar 0,6 mm di bagian barat region ini, yaitu di negara-negara Laos, Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, sebagian Indonesia,dan sebagian Myanmar.
Data dan temuan IPCC ini juga menguatkan laporan Bank Dunia, dengan judul “Turn Down teh Heat-Climate Extremes, Regional Impacts and Case for Resilience", yang dirilis pada tahun 2013.
Laporan tersebut menyatakan, bahwa kawasan pesisir pantai di seluruh Asia Tenggara akan mengalami kenaikan muka air laut 10-15 persenlebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kenaikan muka air laut global.
Kenaikan muka air laut di tahun 2050 akan mencapai hingga 50 cm dan 100 cm di tahun 2090, dimana kota-kota besar di Asia Tenggara seperti Jakarta, Bangkok, Ho Chi Minh, Manila dan Yangon akan terkena dampak yang paling besar.
Hal itu berdasarkan hasil kajian Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), yang disampaikan kepada Sindonews, Senin (30/9/2013). IPCC adalah panel ahli internasional yang ditunjuk untuk mengkaji aspek-aspek ilmiah, tentang perubahan iklim dan memberikan masukan kepada UNFCCC.
Berdasarkan laporan tersebut. ditemukan sejumlah fakta ilmiah, akibat perubahan iklim secara global. Dengan menggunakan metode iklim dengan skenario RCP.
Dalam skenario ini, ditemukan gambaran keadaan dunia dengan pertumbuhan populasi tinggi dan pengguna emisi gas rumah kaca yang tinggi pula. akibatnya, temperatur global semenjak tahun 1901 mencapai 0,89 derajat celcus.
Di kawasan Asia Tenggara, tercatat kenaikan temperatur pada kisaran 0,4-1 derajat celcus. Diperkirakan kenaikan temperatur di wilayah Asia Tenggara untuk janga menengah di tahun-tahun mendatang (2046-2065), akan terjadi pada rentang 1,5-2 derajat celcus.
Pada masa-masa ini, kenaikan temperatur yang paling tinggi akan terkonsentrasi di daerah-daerah bagian Barat Laut, yaitu di negara-negera seperti Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja dan Vietnam.
Untuk jangkap panjang (2081-2100), kenaikan temperatur akan berada di rentang 2-4 derajat celcus yang akan menyebar ke seluruh daratan secara merata. Suhu tertinggi di siang hari akan mencapai 3-4 derajat celcus, lebih tinggi dari temperatur rata-rata saat ini yang menyebar di kawasan Asia Tenggara.
Curah hujan diperkirakan akan meningkat di negara seperti Indonesia dan Papua Nugini. Sedangkan di negara-negara seperti Thailand, Laos, Myanmar, Kamboja dan Vietnam curah hujan diperkirakan akan menurun sebesar 10-20 persen di bulan Maret-Mei.
Secara keseluruhan, curah hujan tahunan diperkirakan akan meningkat, kecuali di bagian Barat Daya Indonesia. Kelembaban tanah akan meningkat hingga 1 mm di bagian Barat Daya dari kawasan ini (Papua Nugini), dan penurunan sekitar 0,6 mm di bagian barat region ini, yaitu di negara-negara Laos, Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, sebagian Indonesia,dan sebagian Myanmar.
Data dan temuan IPCC ini juga menguatkan laporan Bank Dunia, dengan judul “Turn Down teh Heat-Climate Extremes, Regional Impacts and Case for Resilience", yang dirilis pada tahun 2013.
Laporan tersebut menyatakan, bahwa kawasan pesisir pantai di seluruh Asia Tenggara akan mengalami kenaikan muka air laut 10-15 persenlebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kenaikan muka air laut global.
Kenaikan muka air laut di tahun 2050 akan mencapai hingga 50 cm dan 100 cm di tahun 2090, dimana kota-kota besar di Asia Tenggara seperti Jakarta, Bangkok, Ho Chi Minh, Manila dan Yangon akan terkena dampak yang paling besar.
(stb)