Kemensos berharap RLTH ringankan beban rakyat
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Sosial (Kemensos) lakukan rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) 2,3 Juta di 33 provinsi. RLTH ini di prioritaskan untuk Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM), yaitu dengan berkomitmen merehabilitasi RS-RTLH guna memutus mata rantai kemiskinan.
Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Al Jufri berharap, dengan program ini, beban keluarga miskin bisa sedikit dikurangi.
“Tersedianya rumah layak, kepala keluarga dan penghuninya bisa berkonsentrasi dalam usaha memenuhi kebutuhan keluarga,” kata Salim ketika ditemui wartawan di Jakarta, Senin (23/9/2013).
Setiap tahun, Kemensos memiliki alokasi Rp10 juta per rumah untuk 15.000 rumah tidak layak huni. Oleh karena itu, Mensos mengapresiasi masyarakat di Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Tahun ini, Kemensos telah membedah kampung di 26 kabupaten atau kota di seluruh Indonesia. Sebagian besar di Provinsi Kalimantan Selatan (Banjarmasin), Provinsi Jawa Barat (Lembang, Bekasi, Serang, Pandeglang, Bogor, Sukabumi), Jawa Tengah (Semarang, Wonosobo, Purworejo, Sukoharjo, Banyumas).
Kemudian di Jawa Timur (Pacitan, Tulung Agung), Sumatera Barat (Payakumbuh, Padang), Maluku (Tulehu-Ambon), Maluku Utara (Pulau Morotai), Gorontalo (Bone Bolango), Sulawesi Utara (Sangihe, Tomohon, Marampit), Sulawesi Tenggara (Kendari), Sulawesi Tengah (Palu), Bengkulu (Kepahiang).
Sedangkan, paket bantuan di Kota Pekalongan, berupa RS-RTLH untuk 320 kepala keluarga (KK) masing-masing Rp10 juta, total Rp1,5 miliar, Bantuan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) untuk 20 kelompok masing-masing Rp20 juta, total Rp400 juta, serta bantuan sarana lingkungan (Sarling) empat unit masing-masing Rp50 juta, total Rp200 juta. Jumlah total bantuan Rp3,8 miliar.
Sedangkan di Kabupaten Batang, diberikan bantuan RS-RTLH untuk 150 KK masing-masing Rp10 juta, total Rp1,5 miliar, bantuan KUBE untuk 10 Kelompok masing-masing Rp20 juta, total Rp200 juta, serta bantuan Sarling dua unit masing-masing Rp50 juta, total Rp100 juta. Jumlah total bantuan di Kabupaten Batang Rp1,8 miliar.
“Berbagai paket bantuan tersebut, merupakan komitmen Kemensos untuk akselerasi penanganan kemiskinan dan masalah sosial,” tegasnya.
Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Al Jufri berharap, dengan program ini, beban keluarga miskin bisa sedikit dikurangi.
“Tersedianya rumah layak, kepala keluarga dan penghuninya bisa berkonsentrasi dalam usaha memenuhi kebutuhan keluarga,” kata Salim ketika ditemui wartawan di Jakarta, Senin (23/9/2013).
Setiap tahun, Kemensos memiliki alokasi Rp10 juta per rumah untuk 15.000 rumah tidak layak huni. Oleh karena itu, Mensos mengapresiasi masyarakat di Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Tahun ini, Kemensos telah membedah kampung di 26 kabupaten atau kota di seluruh Indonesia. Sebagian besar di Provinsi Kalimantan Selatan (Banjarmasin), Provinsi Jawa Barat (Lembang, Bekasi, Serang, Pandeglang, Bogor, Sukabumi), Jawa Tengah (Semarang, Wonosobo, Purworejo, Sukoharjo, Banyumas).
Kemudian di Jawa Timur (Pacitan, Tulung Agung), Sumatera Barat (Payakumbuh, Padang), Maluku (Tulehu-Ambon), Maluku Utara (Pulau Morotai), Gorontalo (Bone Bolango), Sulawesi Utara (Sangihe, Tomohon, Marampit), Sulawesi Tenggara (Kendari), Sulawesi Tengah (Palu), Bengkulu (Kepahiang).
Sedangkan, paket bantuan di Kota Pekalongan, berupa RS-RTLH untuk 320 kepala keluarga (KK) masing-masing Rp10 juta, total Rp1,5 miliar, Bantuan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) untuk 20 kelompok masing-masing Rp20 juta, total Rp400 juta, serta bantuan sarana lingkungan (Sarling) empat unit masing-masing Rp50 juta, total Rp200 juta. Jumlah total bantuan Rp3,8 miliar.
Sedangkan di Kabupaten Batang, diberikan bantuan RS-RTLH untuk 150 KK masing-masing Rp10 juta, total Rp1,5 miliar, bantuan KUBE untuk 10 Kelompok masing-masing Rp20 juta, total Rp200 juta, serta bantuan Sarling dua unit masing-masing Rp50 juta, total Rp100 juta. Jumlah total bantuan di Kabupaten Batang Rp1,8 miliar.
“Berbagai paket bantuan tersebut, merupakan komitmen Kemensos untuk akselerasi penanganan kemiskinan dan masalah sosial,” tegasnya.
(maf)