Demi Ketahanan Nasional, Pemerintah Terus Gencarkan Hapus Kemiskinan

Rabu, 01 Maret 2023 - 14:04 WIB
loading...
Demi Ketahanan Nasional, Pemerintah Terus Gencarkan Hapus Kemiskinan
Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerja Sama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan, M Mardiono. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Program pengentasan kemiskinan terus dilakukan pemerintah demi menciptakan ketahanan nasional. Pasalnya, fenomena kemiskinan dan krisis bisa memicu ketidakstabilan politik. Bahkan berpotensi menciptakan gejolak negara.

"Pengalaman di banyak negara, sebagian besar gejolak terjadi karena tingkat pendapatan rendah yang menyebabkan kemiskinan dan kerawanan pangan yang tinggi," kata Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerja Sama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan, M Mardiono dalam keterangannya, Rabu (1/3/2023).

Plt Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menyatakan, pihaknya sangat menyadari peran strategis pangan dalam hal ketahanan nasional. Sebab, ancaman geopolitik saat ini bukan lagi intervensi militer semata.

Baca juga: Keutamaan Bekerja Menghindari Kemiskinan

Menurutnya, selain penentu dan syarat mutlak bagi ketahanan nasional, ketahanan pangan adalah pilar penting bagi sektor-sektor pembangunan lainnya.

"Karena itu, perlu upaya perbaikan dan penguatan tata kelola sistem pangan nasional, dimulai dari produksi, distribusi, hingga konsumsi secara komprehensif," ucap Mardiono.

Maka itu kata dia, perlu kerja sama antara negara-negara di ASEAN untuk tetap menjaga ketahanan pangan. "Implikasi lebih luasnya kerja sama di bidang pangan menjadi langkah strategis untuk memelihara ketahanan regional negara-negara ASEAN," jelasnya.

Terakhir kata Mardiono, soal kerja sama investasi Indonesia dengan Singapura diharapkan memberikan solusi untuk menuntaskan kemiskinan dan krisis ketahanan pangan.

"Saya berharap ke depan, kerja sama antara Indonesia dan Singapura dapat terus berkembang sebagaimana sejarahnya selama ini. Indonesia dan Singapura adalah mitra strategis di berbagai bidang Indonesia sejak lama," tutup Mardiono.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2101 seconds (0.1#10.140)