Dukung Miss Muslimah, MUI dinilai tidak konsisten
A
A
A
Sindonews.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) dinilai tidak konsisten terhadap ajang kecantikan dunia, antara Miss World dengan Miss World Muslimah. Pasalnya, MUI mendukung acara Miss Wolrd Muslimah, namun menolak Miss Wolrd.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu Hanura Ahmad Rofiq. Menurutnya, MUI tidak memahami subtansi dari acara Miss Wolrd yang diselenggarakan di Bali tersebebut.
"Seharusnya MUI melihat realita dalam kehidupan di dunia, yang saat ini sedang mengglobal," katanya kepada Sindonews melalui telepon, Minggu (22/9/2013) malam.
Dia mengatakan, pemilihan Miss World merupakan hajat negara, bukan hajat agama. Artinya, hajat ini (Miss World) akan menentukan penialaian Indonesia di dunia. "Indonesia bukan negara agama, tapi di Indonesia mayoritas beragama Islam," tegasnya.
Rafiq menambahkan, Rasulullah sendiri mengajarkan bertoleransi dalam beragama dan bernegara. "Islam yang diajarkan Rasulullah memiliki toleransi yang tinggi," tegasnya.
Jika MUI menolak Miss World karena Islam tidak memperbolehkan adanya ajang kecantikan, lanjutnya, seharusnya Miss World Muslimah juga tidak didukung. Pasalnya, kecantikan bukan untuk dikonteskan. Ini menunjukkan bahwa MUI tidak adil dan tidak konsisten dalam menilai ajang tersebut.
"Peserta Miss World sejak awal sudah menyesuaikan dengan budaya Indonesia. Bahkan, peserta Miss World mengenakan pakaian adat nusantara, dalam mengisi acara tersebut. Seharusnya, MUI bangga pakaian adat nusantara dipakai oleh Miss Wolrd dan disaksikan oleh jutaan mata manusia di seluruh dunia," imbuhnya.
Klik di sini untuk opini Miss World dan peluang yang terbuang.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu Hanura Ahmad Rofiq. Menurutnya, MUI tidak memahami subtansi dari acara Miss Wolrd yang diselenggarakan di Bali tersebebut.
"Seharusnya MUI melihat realita dalam kehidupan di dunia, yang saat ini sedang mengglobal," katanya kepada Sindonews melalui telepon, Minggu (22/9/2013) malam.
Dia mengatakan, pemilihan Miss World merupakan hajat negara, bukan hajat agama. Artinya, hajat ini (Miss World) akan menentukan penialaian Indonesia di dunia. "Indonesia bukan negara agama, tapi di Indonesia mayoritas beragama Islam," tegasnya.
Rafiq menambahkan, Rasulullah sendiri mengajarkan bertoleransi dalam beragama dan bernegara. "Islam yang diajarkan Rasulullah memiliki toleransi yang tinggi," tegasnya.
Jika MUI menolak Miss World karena Islam tidak memperbolehkan adanya ajang kecantikan, lanjutnya, seharusnya Miss World Muslimah juga tidak didukung. Pasalnya, kecantikan bukan untuk dikonteskan. Ini menunjukkan bahwa MUI tidak adil dan tidak konsisten dalam menilai ajang tersebut.
"Peserta Miss World sejak awal sudah menyesuaikan dengan budaya Indonesia. Bahkan, peserta Miss World mengenakan pakaian adat nusantara, dalam mengisi acara tersebut. Seharusnya, MUI bangga pakaian adat nusantara dipakai oleh Miss Wolrd dan disaksikan oleh jutaan mata manusia di seluruh dunia," imbuhnya.
Klik di sini untuk opini Miss World dan peluang yang terbuang.
(stb)