Kontrasepsi implan lebih efektif
A
A
A
Sindonews.com - Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Julianto Witjakson mengatakan, alat kontrasepsi implan satu batang sama efektif dengan IUD atau spiral.
Dia mengatakan, bentuk kontrasepsi ini berbentuk batang dan berukuran kurang dari 3 cm. Hanya dimasukan ke dalam lapisan kulit di bagian lengan.
“Ini adalah salah satu metode kontrasepsi efektif jangka panjang, implan efektif mencegah kehamilan selama tiga tahun," katanya, Minggu (22/9/2013).
Menurut dia, dalam tingkat kegagalan, menggunakan kontrasepsi jangka panjang akan lebih sedikit mengalami kegagalan. Sementara alat KB berupa pil dan suntikan sifatnya jangka pendek dan kerap mengalami kegagalan.
"Implan mulai ada sejak tahun 1967. Berbentuk seperti korek api yang di dalamnya mengandung hormone progestin," terang dia.
Julianto menjelaskan, jika dipasang dengan benar, maka metode kontrasepsi ini memiliki efektivitas sampai 99 persen dengan tingkat kegagalan hanya 0,05 persen dari 100 wanita yang memakainya.
Dalam mengendalikan jumlah penduduk, lanjut Wendy, diharapkan masyarakat untuk berperan dalam pengendalian laju penduduk dengan hanya masing-masing dua anak dalam keluarga.
Dalam hal ini, masyarakat disarankan untuk mengatur kelahiran untuk anak pertama berusia di atas 25 tahun, dan jarak anak kedua tidak berdekatan.
"Ini semata-mata untuk kelangsungan hidup anak, agar status kesehatannya tetap terjaga. Jangan sampai terjadi kemiskinan struktural lagi," katanya.
Dia menuturkan, Meningkatnya kelahiran anak pada keluarga yang tak mampu ini menjadi perhatian. Hal ini dikarenakan BKKBN memfokuskan diri dalam pelayanan kesehatan alat KB secara gratis agar bisa menekan kelahiran dengan risiko tersebut.
Terlebih mereka yang berpendidikan rendah, ternyata lebih banyak memiliki anak dibanding mereka yang berpendidikan tinggi.
"BKKBN akan selalu memberikan pelayanan gratis untuk kebutuhan KB pada kelompok orang yang tak mampu. Apapun pilihanya baik yang pil, suntik, IUD, semua gratis. Hal itu karena kelompok miskin merupakan fokus dari BKKBN", tegas dia.
Klik di sini untuk berita mengenai kontrasepsi.
Dia mengatakan, bentuk kontrasepsi ini berbentuk batang dan berukuran kurang dari 3 cm. Hanya dimasukan ke dalam lapisan kulit di bagian lengan.
“Ini adalah salah satu metode kontrasepsi efektif jangka panjang, implan efektif mencegah kehamilan selama tiga tahun," katanya, Minggu (22/9/2013).
Menurut dia, dalam tingkat kegagalan, menggunakan kontrasepsi jangka panjang akan lebih sedikit mengalami kegagalan. Sementara alat KB berupa pil dan suntikan sifatnya jangka pendek dan kerap mengalami kegagalan.
"Implan mulai ada sejak tahun 1967. Berbentuk seperti korek api yang di dalamnya mengandung hormone progestin," terang dia.
Julianto menjelaskan, jika dipasang dengan benar, maka metode kontrasepsi ini memiliki efektivitas sampai 99 persen dengan tingkat kegagalan hanya 0,05 persen dari 100 wanita yang memakainya.
Dalam mengendalikan jumlah penduduk, lanjut Wendy, diharapkan masyarakat untuk berperan dalam pengendalian laju penduduk dengan hanya masing-masing dua anak dalam keluarga.
Dalam hal ini, masyarakat disarankan untuk mengatur kelahiran untuk anak pertama berusia di atas 25 tahun, dan jarak anak kedua tidak berdekatan.
"Ini semata-mata untuk kelangsungan hidup anak, agar status kesehatannya tetap terjaga. Jangan sampai terjadi kemiskinan struktural lagi," katanya.
Dia menuturkan, Meningkatnya kelahiran anak pada keluarga yang tak mampu ini menjadi perhatian. Hal ini dikarenakan BKKBN memfokuskan diri dalam pelayanan kesehatan alat KB secara gratis agar bisa menekan kelahiran dengan risiko tersebut.
Terlebih mereka yang berpendidikan rendah, ternyata lebih banyak memiliki anak dibanding mereka yang berpendidikan tinggi.
"BKKBN akan selalu memberikan pelayanan gratis untuk kebutuhan KB pada kelompok orang yang tak mampu. Apapun pilihanya baik yang pil, suntik, IUD, semua gratis. Hal itu karena kelompok miskin merupakan fokus dari BKKBN", tegas dia.
Klik di sini untuk berita mengenai kontrasepsi.
(stb)