Dari tukang becak jadi transmigran teladan

Sabtu, 21 September 2013 - 00:33 WIB
Dari tukang becak jadi transmigran teladan
Dari tukang becak jadi transmigran teladan
A A A
Sindonews.com - Bagi sebagian masyarakat Jawa Barat, tidak ada istilah pergi merantau ke kota lain untuk sekadar menyambung nafas. Mereka lebih baik berkumpul bersama meski menderita. Prinsip ini awalnya diamini oleh Amman (42), transmigran asal Cirebon.

Lelah hidup miskin sebagai tukang becak dia nekad memboyong istri dan keempat anaknya ke lokasi Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Cintapuri, Banjar, Kalimantan Timur (Kaltim).

Amman pindah ke Cintapuri pada 2009. Setelah sebelumnya mengikuti pendidikan dan pelatihan hidup. Pertama kali menginjakkan kaki dia terperangah karena sepanjang mata memandang masih hutan belantara.

Namun dia bergerak cepat karena banyak mulut yang mesti diberi makan. Berjuang dengan bantuan uang dan kebutuhan pokok serta ilmu yang didapat selama pelatihan, dia mengolah sendiri 2.500 M2 lahan yang dia terima. "Lahan saya olah dengan kreasi sendiri. Semua saya kerjakan dengan cepat didukung hobi bertani saya," terangnya kepada wartawan, Jumat 20 September 2013.

Awalnya dia menanam buah-buahan seperti jeruk dan semangka. Buah-buahan manis ini memberikan rezeki yang manis pula bagi Amman. Bayangkan, dari panen semangka saja per dua bulannya dia mampu meraup pendapatan Rp3 juta.

Pundi-pundinya pun bertambah dengan budidaya ikan nila dan lele serta pembuatan jahe instan. Hobinya mengolah hasil bumi juga masih ditambah dengan gaji resminya sebesar Rp2,5 juta sebagai koordinator bagian penyiraman di perusahaan kelapa sawit sekitar.

Tidak hanya limpahan materi yang Amman punya sekarang, namun juga keberkahan hidup yang mengisi kekosongan batinnya. Anak keduanya kini sedang menimba ilmu hukum di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).

Prestasi anaknya menjadi keberkahan tersendiri karena tak semua anak transmigran bisa kuliah. Sementara anak pertamanya baru saja memberi pasangan suami istri ini cucu. "Sekarang tinggal membina anak saya yang masih SMP dan SD. Jika memberi anak rezeki yang halal maka hidupnya akan semakin berkah," ujarnya.

Amman tidak mau menyombongkan diri dengan kesuksesannya. Tetangganya yang merasa kagum dengan hasil panennya diajak untuk belajar menanam semangka dan budidaya ikan. Dia juga dipilih sebagai motivator di Cintapuri yang di tempati oleh warga dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur sejak 2007 lalu.

Ketika kampungnya dikunjungi Gubernur Jabar Ahmad Heryawan serta pejabat eselon 1 Kemenakertrans, dia berani meminta agar sertifikat tanah di lokasi ini segera diurus karena sudah bertahun-tahun statusnya remang-remang. Selain itu, dia juga meminta ada bantuan alat-alat pertanian, genset dan juga bibit tanaman serta ikan untuk pengembangan usaha.

Dirjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi (P2KT) Kemenakertrans Jamaluddien Malik sangat bangga dengan prestasi Amman. Sampai pada 2011 lalu Amman dianugerahi Penghargaan Transmigran Teladan.

Pemerintah memang tidak mau asal-asalan dalam mengirim para transmigran ke lokasi penempatan. Sebelumnya harus ada survei ke daerah di mana lokasi transmigrasi yang ada mesti dekat dengan perusahaan baik itu kelapa sawit atau pertambangan agar dapat menjadi mitra binaan. "Seperti Cintapuri ini sudah layak huni dan berkembang. Ini menjadi harapan kita untuk menambah desa,kabupaten dan kota baru," ungkapnya.

Jamaluddin tidak mau masyarakat mengira calon transmigran ini asal di tempatkan saja. Namun, para transmigran ini ialah bidak catur yang ditempatkan di lahan potensial swasembada pangan dan juga daging. Buktinya sudah membanggakan, bulan ini dari 1.000 hektare lahan transmigrasi memanen 2.000 ton kedelai. Sementara di Gorontalo juga tengah dikembangkan menjadi sentra swasembada sapi.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3511 seconds (0.1#10.140)