UIN Jakarta larang bedah buku Anas
A
A
A
Sindonews.com - Himpunanan Mahasiswa Jurusan HI UIN Jakarta, mengaku kecewa terhadap pihak kampus karena mencabut izin acara bedah buku Anas Urbaningrum Tumbal Politik Cikeas dengan alasan tak jelas.
Presiden Himpunanan Mahasiswa Jurusan HI UIN Jakarta Khairi Fuady mengatakan, pihaknya telah mengajukan izin penyelenggaraan bedah buku sesuai prosedur yang ada.
Kemudian kepala program studi (prodi) pun menyetujui acara tersebut. Namun, keesokan harinya Khairi mengaku menerima telpon dari Wakil Dekan Fakultas FISIP, prodi tidak setuju karena tidak ilmiah. “Ya tentu kami kecewa atas pembatalan itu,” kata Khairi kepada Koran SINDO, Kamis (19/9/2013).
Selain dianggap tidak ilmiah, pihak kampus beralasan pencabutan izin penyelenggaraan bedah buku dilakukan, karena dianggap tidak sesuai dengan jurusan HI.
Akibatnya, Khairi melimpahkan acara itu kepada forum kajian mahasiswa Fisip Ciputat Studies dan mengalihkan lokasi acara ke asrama PMII. Dia mengaku kecewa dengan langkah pihak kampus mencabut izin acara bedah buku, terlebih jika langkah tersebut dilakukan atas dasar pertimbangan tidak ilmiah serta tidak sesuai dengan jurusan HI.
Khairi mengaku tidak mengetahui persis motif dibalik pencabutan izin bedah buku itu, selain karena dianggap tidak ilmiah. Menurut dia, harusnya mahasiswa diberi kesempatan untuk memahami isi buku apapun, meski tidak terkait dengan jurusan yang diambil.
Termasuk buku Anas yang mengulas dinamika politik yang terjadi di Tanah Air, khususnya di internal Partai Demokrat. “Menurut saya semua buku itu ilmiah, seharusnya kami boleh membedah setiap buku termasuk buku tentang Anas,” ujarnya.
Presiden Himpunanan Mahasiswa Jurusan HI UIN Jakarta Khairi Fuady mengatakan, pihaknya telah mengajukan izin penyelenggaraan bedah buku sesuai prosedur yang ada.
Kemudian kepala program studi (prodi) pun menyetujui acara tersebut. Namun, keesokan harinya Khairi mengaku menerima telpon dari Wakil Dekan Fakultas FISIP, prodi tidak setuju karena tidak ilmiah. “Ya tentu kami kecewa atas pembatalan itu,” kata Khairi kepada Koran SINDO, Kamis (19/9/2013).
Selain dianggap tidak ilmiah, pihak kampus beralasan pencabutan izin penyelenggaraan bedah buku dilakukan, karena dianggap tidak sesuai dengan jurusan HI.
Akibatnya, Khairi melimpahkan acara itu kepada forum kajian mahasiswa Fisip Ciputat Studies dan mengalihkan lokasi acara ke asrama PMII. Dia mengaku kecewa dengan langkah pihak kampus mencabut izin acara bedah buku, terlebih jika langkah tersebut dilakukan atas dasar pertimbangan tidak ilmiah serta tidak sesuai dengan jurusan HI.
Khairi mengaku tidak mengetahui persis motif dibalik pencabutan izin bedah buku itu, selain karena dianggap tidak ilmiah. Menurut dia, harusnya mahasiswa diberi kesempatan untuk memahami isi buku apapun, meski tidak terkait dengan jurusan yang diambil.
Termasuk buku Anas yang mengulas dinamika politik yang terjadi di Tanah Air, khususnya di internal Partai Demokrat. “Menurut saya semua buku itu ilmiah, seharusnya kami boleh membedah setiap buku termasuk buku tentang Anas,” ujarnya.
(stb)