Kemenkes terapkan One Health di Indonesia

Kamis, 19 September 2013 - 08:48 WIB
Kemenkes terapkan One Health di Indonesia
Kemenkes terapkan One Health di Indonesia
A A A
Sindonews.com - Pemerintah gunakan sistem One Health untuk selesaikan penyakit yang ditularkan dari hasil interaksi manusia dan hewan. Bersama dengan empat negara di ASEAN, sistem ini akan diintegrasikan melalui universitas.

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Ali Gufron Mukti mengatakan, konsep One Health merupakan kalaborasi multi disiplin dan multi sektoral dalam mengantisipasi dan menangani penyakit pandemi (emerging and re emerging disease).

Menurut dia, One Health menekankan penyakit zoonosis yang ditularkan dari hasil interaksi manusia dan hewan dapat diantisipasi secara intensif.

"Ini merupakan konsep yang digulirkan WHO guna menjalin kerjasama antara dokter dan dokter hewan," tandasnya saat ditemui di peluncuran One Health Indonesia di Jakarta, Rabu (18/9/2013).

Ali mengatakan, untuk pencapaian tersebut diperlukan pendidikan dan pelatihan yang melibatkan berbagai peneliti dari berbagai disiplin ilmu yang meliputi dokter, dokter hewan, perawat, ahli kesehatan, ahli ekologi dan ilmuan sosial.

Dengan mengintegrasikan sistem pendidikan di lingkup perguruan tinggi kedokteran, dokter hewan dan kesehatan masyarakat upaya ini juga dimaksudkan peningkatan komunikasi lintas ilmu disiplin.

Saat ini di Indonesia ada 40 unversitas yang akan menerapkan sistem One Health di dalam mata kuliahnya salah satunya Univeritas Gajah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI) dan Univeritas Pertanian Bogor (IPB).

"Ini adalah lintas sektor dalam mengintegrasikan dengan mata kuliah. Terutama infeksi yang tertular dari hewan," tegas dia.

Director Vietnam One Healt University Pham Duc Phuc mengatakan, saat ini Indonesia sendiri mempunyai banyak penyakit yang muncul dan muncul kembali seperti flu burung. Sedangkan dinegara lain seperti Cina H5N1, H6NZ dan H7N9 dan Arab Saudi sedang mewabah virus corona yang diprediksi dari unta.

Menurut dia, dalam menyelesaikan hal ini diperlukan kerjasama dan perubahan pemikiran dalam mendapatkan informasi dalam mengatasinya.

"Ini harus diselesaikan antar lintas sektor bukan hanya diselesaikan oleh dokter manusia tapi dokter hewan, ahli kehutanan dan semua yang berkaitan," kata dia.

Saat ini lanjut dia, ada 14 universitas dari 4 negara dari seluruh Asia. Dimana nantinya penerapan di ini akan dilakukan di tingkatan S2, S3 di dengan menyusaikan kurikulum yang ada di setiap negara.

Baca berita 8 target Kemensos entaskan kemiskinan
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7039 seconds (0.1#10.140)