Kehadiran ormas PPI pecah gema konvensi Demokrat
A
A
A
Sindonews.com - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mendeklarasikan organisasi masyarakat (Ormas) Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI). Ormas tersebut disebut merupakan gerakan antidiskriminasi dalam bidang hukum, politik dan ekonomi.
Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Nico Harjanto mengatakan, hadirnya ormas PPI dibarengi dengan perhelatan Konvensi Partai Demokrat cukup patut dicermati. Namun, ia menilai terlalu dini jika disebutkan kehadiran ormas PPI menjadi ancaman bagi Partai Demokrat.
"Saya kira masih terlalu prematur untuk sampai ke sana. Yang terlibat pembentukan saja hanya beberapa orang," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Selasa (17 September 2013).
Menurut Analisis Kebijakan Publik Rajawali Foundation ini, kehadiran ormas PPI ingin memecah konsentrasi masyarakat terhadap perhelatan penjaringan calon presiden (Capres) partai berlambang bintang segitiga ini.
Namun, ia berpandangan, ormas PPI akan sulit berkembang karena kasus hukum yang mendera Anas.
"Mungkin kemarin itu untuk menyaingi atau memecah gema perkenalan peserta konvensi saja. Kalau untuk jadi partai, sangat sulit rasanya karena status hukum Anas, minimnya tokoh penggerak, dana, dan lain-lain," katanya.
Ditambahkannya, kehadiran ormas PPI tidak perlu terlalu dikhawatirkan oleh Partai Demokrat. Karena, ia melihat, ormas PPI hanya semacam wadah orang-orang yang sejalan pemikirannya dengan Anas.
"Bisa juga untuk wadah baru loyalis Anas, tapi itu enggak beda dengan perkumpulan, koperasi, atau yayasan saja. Jadi enggak ada yang luar biasa," pungkas Nico.
Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Nico Harjanto mengatakan, hadirnya ormas PPI dibarengi dengan perhelatan Konvensi Partai Demokrat cukup patut dicermati. Namun, ia menilai terlalu dini jika disebutkan kehadiran ormas PPI menjadi ancaman bagi Partai Demokrat.
"Saya kira masih terlalu prematur untuk sampai ke sana. Yang terlibat pembentukan saja hanya beberapa orang," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Selasa (17 September 2013).
Menurut Analisis Kebijakan Publik Rajawali Foundation ini, kehadiran ormas PPI ingin memecah konsentrasi masyarakat terhadap perhelatan penjaringan calon presiden (Capres) partai berlambang bintang segitiga ini.
Namun, ia berpandangan, ormas PPI akan sulit berkembang karena kasus hukum yang mendera Anas.
"Mungkin kemarin itu untuk menyaingi atau memecah gema perkenalan peserta konvensi saja. Kalau untuk jadi partai, sangat sulit rasanya karena status hukum Anas, minimnya tokoh penggerak, dana, dan lain-lain," katanya.
Ditambahkannya, kehadiran ormas PPI tidak perlu terlalu dikhawatirkan oleh Partai Demokrat. Karena, ia melihat, ormas PPI hanya semacam wadah orang-orang yang sejalan pemikirannya dengan Anas.
"Bisa juga untuk wadah baru loyalis Anas, tapi itu enggak beda dengan perkumpulan, koperasi, atau yayasan saja. Jadi enggak ada yang luar biasa," pungkas Nico.
(kri)