IPW: Isu teroris selalu mudah dikambinghitamkan
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane meyakini bahwa Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sudah mengetahui pelaku serta dalang dari penembakan misterius (Petrus) terhadap anggota Polri.
Khususnya untuk kasus yang menimpa Brigadir Kepala Sukardi di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada tanggal 10 September 2013.
Namun, Polri sampai saat ini masih belum juga mengungkapkannya pelakunya kepada publik. Karena selama ini, menurut Neta, Polri hanya bermain dengan opini isu teror di balik kasus penembakan itu.
"Sebenarnya isu terorisnya memang terlalu mudah untuk dikambinghitamkan," kata Neta dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Jakarta, Sabtu (14/9/2013).
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, Kasus tewasnya Aipda Anumerta Sukardi anggota Provos Polair Mabes Polri yang ditembak di depan Gedung KPK diduga ada kaitannya dengan persaingan bisnis jasa pengawalan. Polri sendiri masih menelusuri segala kemungkinan penyebab kematian anggotanya tersebut.
Karena berdasarkan fakta yang ditemukan, peluru yang menewaskan Aipda Sukardi berbeda dengan peluru yang menewaskan empat anggota polisi lainnya di kawasan Tangerang.
Khususnya untuk kasus yang menimpa Brigadir Kepala Sukardi di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada tanggal 10 September 2013.
Namun, Polri sampai saat ini masih belum juga mengungkapkannya pelakunya kepada publik. Karena selama ini, menurut Neta, Polri hanya bermain dengan opini isu teror di balik kasus penembakan itu.
"Sebenarnya isu terorisnya memang terlalu mudah untuk dikambinghitamkan," kata Neta dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Jakarta, Sabtu (14/9/2013).
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, Kasus tewasnya Aipda Anumerta Sukardi anggota Provos Polair Mabes Polri yang ditembak di depan Gedung KPK diduga ada kaitannya dengan persaingan bisnis jasa pengawalan. Polri sendiri masih menelusuri segala kemungkinan penyebab kematian anggotanya tersebut.
Karena berdasarkan fakta yang ditemukan, peluru yang menewaskan Aipda Sukardi berbeda dengan peluru yang menewaskan empat anggota polisi lainnya di kawasan Tangerang.
(kri)