Ali Masykur ngaku belum bentuk timses & susun strategi
A
A
A
Sindonews.com - Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang merupakan salah satu peserta konvensi penjaringan calon presiden (Capres) Partai Demokrat, Ali Masykur Musa mengamini hasil survei Soegeng Sarjadi School of Goverment (SSSG) belum lama ini, yang menyebutkan elektabilitasnya hanya memperoleh 0,3 persen atau kedua paling bawah.
Sebab, dirinya mengaku sejauh ini belum melakukan sejumlah langkah atau strategi untuk mendongkrak elektabilitasnya.
"Memang sejauh ini saya belum melakukan strategi dan langkah apapun, kecuali menjalani tugas-tugas organisasi," ujar Ali Masykur Musa kepada Sindonews melalui sambungan telepon, Jumat (13/9/2013).
Pria yang juga selaku Ketua Umum Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) ini juga mengaku, sejauh ini belum membentuk tim sukses (Timses) atau relawan yang melakukan gerakan secara masif untuk memperkenalkan dirinya kepada warga. "Saya sendiri baru diundang sebagai peserta konvensi, sekira 10 hari yang lalu," katanya.
Lagipula, lanjut dia, konvensi penjaringan Capres Partai Demokrat baru dimulai pada tanggal 15 September 2013 nanti. Namun, dia menghargai hasil survei yang dilakukan SSSG tersebut. "Itu semua menjadi motivasi agar kedepan membuat langkah-langkah strategis," imbuhnya.
Seperti diketahui, sebelumnya SSSG merilis hasil survei terbaru mengenai nama-nama yang dinilai layak untuk menjadi bakal Capres Partai Demokrat.
Dalam survei yang diumumkan pada Kamis 12 September 2013, elektabilitas Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang merupakan salah satu peserta konvensi penjaringan calon presiden (Capres) Partai Demokrat, Ali Masykur Musa hanya memperoleh 0,3 persen.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara telepon. Populasi dalam survei ini seluruh warga Indonesia yang tinggal di 10 kota besar, DKI Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar dan Balikpapan.
Kriteria responden adalah warga yang sudah memiliki hak pilih dalam pemilu. Dalam penelitian ini, sampel diambil dari hasil mengacak nomor telepon yang terdapat dalam buku telpon, jumlah sampel sebanyak 1.250 responden.
Waktu penelitian ini diadakan mulai 25 Agustus sampai 9 September 2013. Tingkat keyakinan 95 persen, sampling error 2,77 persen tapi non sampling error dimungkinkan terjadi. Survei ini diklaim independen, pasalnya hanya menghabiskan dana Rp60 juta yang berasal dari SSSG.
Berikut hasil survei tersebut:
Dahlan Iskan: 31,6 persen
Jusuf Kalla: 19,8 persen
Mahfud MD: 10,7 persen
Anis Baswedan: 5,6 persen
PEW: 2,6 persen
Marzuki Alie: 2,1 persen
Endriartono Sutarto: 1,0 persen
Gita Wirjawan: 1,0 persen
Hayono Isman: 0,6 persen
Dino Pati Djalal: 0,4 persen
Ali Masykur Musa: 0,3 persen
Irman Gusman: 0,0 persen
Sebab, dirinya mengaku sejauh ini belum melakukan sejumlah langkah atau strategi untuk mendongkrak elektabilitasnya.
"Memang sejauh ini saya belum melakukan strategi dan langkah apapun, kecuali menjalani tugas-tugas organisasi," ujar Ali Masykur Musa kepada Sindonews melalui sambungan telepon, Jumat (13/9/2013).
Pria yang juga selaku Ketua Umum Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) ini juga mengaku, sejauh ini belum membentuk tim sukses (Timses) atau relawan yang melakukan gerakan secara masif untuk memperkenalkan dirinya kepada warga. "Saya sendiri baru diundang sebagai peserta konvensi, sekira 10 hari yang lalu," katanya.
Lagipula, lanjut dia, konvensi penjaringan Capres Partai Demokrat baru dimulai pada tanggal 15 September 2013 nanti. Namun, dia menghargai hasil survei yang dilakukan SSSG tersebut. "Itu semua menjadi motivasi agar kedepan membuat langkah-langkah strategis," imbuhnya.
Seperti diketahui, sebelumnya SSSG merilis hasil survei terbaru mengenai nama-nama yang dinilai layak untuk menjadi bakal Capres Partai Demokrat.
Dalam survei yang diumumkan pada Kamis 12 September 2013, elektabilitas Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang merupakan salah satu peserta konvensi penjaringan calon presiden (Capres) Partai Demokrat, Ali Masykur Musa hanya memperoleh 0,3 persen.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara telepon. Populasi dalam survei ini seluruh warga Indonesia yang tinggal di 10 kota besar, DKI Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar dan Balikpapan.
Kriteria responden adalah warga yang sudah memiliki hak pilih dalam pemilu. Dalam penelitian ini, sampel diambil dari hasil mengacak nomor telepon yang terdapat dalam buku telpon, jumlah sampel sebanyak 1.250 responden.
Waktu penelitian ini diadakan mulai 25 Agustus sampai 9 September 2013. Tingkat keyakinan 95 persen, sampling error 2,77 persen tapi non sampling error dimungkinkan terjadi. Survei ini diklaim independen, pasalnya hanya menghabiskan dana Rp60 juta yang berasal dari SSSG.
Berikut hasil survei tersebut:
Dahlan Iskan: 31,6 persen
Jusuf Kalla: 19,8 persen
Mahfud MD: 10,7 persen
Anis Baswedan: 5,6 persen
PEW: 2,6 persen
Marzuki Alie: 2,1 persen
Endriartono Sutarto: 1,0 persen
Gita Wirjawan: 1,0 persen
Hayono Isman: 0,6 persen
Dino Pati Djalal: 0,4 persen
Ali Masykur Musa: 0,3 persen
Irman Gusman: 0,0 persen
(stb)