Bahasa jadi kendala penulisan jurnal internasional
A
A
A
Sindonews.com - Penulisan hasil penelitian di sebuah jurnal internasional oleh mahasiswa maupun dosen, hingga saat ini masih terkendala penguasaan bahasa. Sayangnya, untuk jurnal yang memang disebarkan secara global, penggunaan bahasa Inggris menjadi suatu keharusan.
"Tantangan terbesar bagi peneliti di Asia adalah kemampuan menulis ilmiah dalam bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan orientasi jurnal-jurnal ilmiah sudah mengglobal," ujar Direktur Editorial Pengetahuan Masyarakat Springer PublishingHarmen vanParadijs Jumat (13/9/2013).
Dalam seminar kepustakaan di UGM,Paradijs menuturkan, penulisan jurnal internasional tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan menulis. Penulis juga dituntut harus memanfaatkan fasilitas perpustakaan yang menyediakan koleksi buku digital dalam bentuk buku teks, monograpgh, proceeding dan jurnal.
"Sebagai pihak penerbit jurnal internasional, kamimemiliki open access jurnal yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk menambah pengetahuan, khusus untuk publikasi ilmiah.Diharapkan program ini dapat membantu dalam penulisan artikel jurnal internasional, riset, tesis dan disertasi,” tuturnya.
Sementara itu, Dosen FakultasGeografi UGMDr Rer nat Muh Aris Marfaimenuturkan, meski bahasa Inggris menjadi kelemahan sebagian orang Asia, alasan tersebut seharusnya tidak menjadi kendala bagi mahasiswa maupun dosen untuk menulis jurnal internasional.
Menurutnya, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk dapat memperbaiki sebuah tulisan ilmiah. "Untuk memperbaiki tulisan bisa dengan menggunakan jasa penulisan atau bermitra dengan teman, sehingga dapat saling mengkoreksi. Kalau ingin menulis tentu harus banyak membaca. Kalau ingin menulis jurnal, banyaklah membaca jurnal yang fokus pada topik tertentu,"katanya.
"Tantangan terbesar bagi peneliti di Asia adalah kemampuan menulis ilmiah dalam bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan orientasi jurnal-jurnal ilmiah sudah mengglobal," ujar Direktur Editorial Pengetahuan Masyarakat Springer PublishingHarmen vanParadijs Jumat (13/9/2013).
Dalam seminar kepustakaan di UGM,Paradijs menuturkan, penulisan jurnal internasional tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan menulis. Penulis juga dituntut harus memanfaatkan fasilitas perpustakaan yang menyediakan koleksi buku digital dalam bentuk buku teks, monograpgh, proceeding dan jurnal.
"Sebagai pihak penerbit jurnal internasional, kamimemiliki open access jurnal yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk menambah pengetahuan, khusus untuk publikasi ilmiah.Diharapkan program ini dapat membantu dalam penulisan artikel jurnal internasional, riset, tesis dan disertasi,” tuturnya.
Sementara itu, Dosen FakultasGeografi UGMDr Rer nat Muh Aris Marfaimenuturkan, meski bahasa Inggris menjadi kelemahan sebagian orang Asia, alasan tersebut seharusnya tidak menjadi kendala bagi mahasiswa maupun dosen untuk menulis jurnal internasional.
Menurutnya, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk dapat memperbaiki sebuah tulisan ilmiah. "Untuk memperbaiki tulisan bisa dengan menggunakan jasa penulisan atau bermitra dengan teman, sehingga dapat saling mengkoreksi. Kalau ingin menulis tentu harus banyak membaca. Kalau ingin menulis jurnal, banyaklah membaca jurnal yang fokus pada topik tertentu,"katanya.
(stb)