Artefak hilang, bukti pemerintah tak serius jaga benda sejarah

Jum'at, 13 September 2013 - 15:59 WIB
Artefak hilang, bukti pemerintah tak serius jaga benda sejarah
Artefak hilang, bukti pemerintah tak serius jaga benda sejarah
A A A
Sindonews.com - Anggota Komisi X DPR RI, Puti Guntur Soekarnoputri menyayangkan hilangnya empat artefak milik Museum Nasional atau Museum Gajah, Jakarta Pusat. Menurutnya, hilangnya benda sejarah itu membuktikan ketidakseriusan pemerintah dalam menjaga dan merawat cagar budaya.

"Bangsa ini jangan sampai meninggalkan sejarahnya. Kasus hilangnya benda cagar budaya kerap terulang dan pemerintah tidak serius dalam merawat dan menjaga," katanya dalam pesan singkatnya kepada Sindonews, Jumat (13/9/2013).

Ia pun menegaskan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 telah dijelaskan mengenai cagar budaya dan menjadi payung konstitusi untuk pemenuhan perlindungan warisan budaya benda (tangible cultural herritage).

"Hilangnya benda cagar budaya ini memberi bukti kurangnya perhatian pada sejarah bangsa dan kebudayaan bangsa Indonesia," tegasnya.

Dengan kejadian hilangnya empat artefak, Puti menilai hal ini bentuk ancaman kedaulatan nasional secara tidak langsung, karena menurutnya itu salah satu pilar untuk menegakkan karakter atau kepribadian dalam kebudayaan nasional.

"Seperti juga disayangkan area situs Trowulan Mojopahit yang didirikan pabrik baja. Ini bangsa bisa menjadi tidak punya apa-apa sama sekali kalau sejarahnya sendiri ditinggalkan," terangnya.

"Kalau pencuri kekayaan alam dibiarkan, pencuri kedaulatan politik negara dibiarkan, sekarang pencuri warisan sejarah dan kebudayaan bangsa Indonesia dibiarkan, lalu mau jadi apa Bangsa Indonesia," sambungnya.

Karena itu, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendesak pemerintah menjaga dan merawat serta mengusut kasus pencurian benda-benda bersejarah sampai tuntas.

"Pemerintah harus bertanggung jawab atas dikembalikannya benda-benda tersebut jika sudah terjual atau terlelang di mancanegara, jangan sampai generasi muda kita kalau belajar sejarah bangsa harus ke museum-museum di luar negeri, bukan di negerinya sendiri," tuntasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5464 seconds (0.1#10.140)