Peluang PKB usung capres dinilai kecil
A
A
A
Sindonews.com - Parta Kebangkitan Bangsa (PKB) memiliki peluang yang kecil untuk mengusung calon presiden (capres) dalam pemilu mendatang. Pasalnya, elektabiltas PKB diprediksi tidak memungkinkan untuk mencalonkan presiden.
Pengamat Politik Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) Toto Sugiarto mengatakan, nyaris tidak bisa bagi PKB mencalonkan presiden. Menurut dia, beberapa hasil survei menunjukkan elektabilitas PKB sangat kecil.
"Bahkan ada survei yang mengatakan tidak mencapai 3,5%. Jangankan untuk mencalonkan presiden mausk Senanyan pun tidak bisa. Jadi kans sangat kecil. Pasalnya diprediksi akan ditinggalkan oleh para pemilihnya," katanya saat dihubungi SINDO di Jakarta, Senin (10/9/2013).
Toto memprediksi pemilu mendatang maksimal hanya akan menyajikan tiga capres. Dari tiga tersebut Partai Golkar memiliki satu posisi, kemudian PDIP juga pasti aman. Satu lagi mungkin akan diperebutkan oleh Demokrat dan Gerindra.
"Demokrat sedang habis-habisan mendongkrak elektabilitas dengan konvensi. Gerindra juga habis-habisan menjual Prabowo. Apakagi Gerindra dibeberapa survei cukup tinggi sudah hampir 13%," katanya.
Menurutnya posisi realistis PKB adalah mendukung capres dan cawapres partai lain. "Atau mungkin paling banter mengajukan cawapres," ujarnya.
Terkait dengan safarai politik yang dilakukan Mahfud MD dan Rhoma Irama yang masing-masing menyatakan didukung PKB, Toto mengakui hal tersebut berdampak positif bagi PKB. Masyarakat yang simpati dengan Rhoma Irama tentu akan memilih PKB jika memang capres. Begitu juga Mahfud MD.
"Jadi intinya kedua tokoh tersebut berpengaruh positif bagi PKB. Dan itu akan memperbesar suara PKB dari kedua tokoh tersebut," katanya.
Dia menilai bahwa kedua tokoh tersebut masih memperhitungkan bahwa PKB adalah partai kaum Nahdiyin. Sedangkan kaum Nahdiyin setidaknya ada sekian juta di Indonesia. Artinya PKB dapat lolos ke senayan.
"Dan memungkinkan untuk berkoalisi jika memang ingin mengusung capres. Jadi kedua tokoh tersebut, beranggapan memang ada koalisi untuk mendukung mereka," katanya.
Padahal menurut Toto, meskipun PKB yakin bahwa pemilihnya tetap yakni dari kaum Nahdiyin tetapi ternyata kaum Nahdiyin pun memilih partai lain atau partai nasionalis.
"Jadi artinya PKB memang bukan satu-satunya partai kaum nahdiyin. Sebenarnya PKB bukan partai yang diunggulkan untuk pemilu mendatang," katanya.
Toto berpendapat sikap PKB untuk menggadang-gadang capres merupakan bagian dari upaya untuk menggaet pemilih. Misalnya menyatakan dukungan ke Mahfud MD atau Rhoma Irama. "Dengan ini masyarakat mungkin tertarik untuk mencoblos PKB," ungkapnya.
Pengamat Politik Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) Toto Sugiarto mengatakan, nyaris tidak bisa bagi PKB mencalonkan presiden. Menurut dia, beberapa hasil survei menunjukkan elektabilitas PKB sangat kecil.
"Bahkan ada survei yang mengatakan tidak mencapai 3,5%. Jangankan untuk mencalonkan presiden mausk Senanyan pun tidak bisa. Jadi kans sangat kecil. Pasalnya diprediksi akan ditinggalkan oleh para pemilihnya," katanya saat dihubungi SINDO di Jakarta, Senin (10/9/2013).
Toto memprediksi pemilu mendatang maksimal hanya akan menyajikan tiga capres. Dari tiga tersebut Partai Golkar memiliki satu posisi, kemudian PDIP juga pasti aman. Satu lagi mungkin akan diperebutkan oleh Demokrat dan Gerindra.
"Demokrat sedang habis-habisan mendongkrak elektabilitas dengan konvensi. Gerindra juga habis-habisan menjual Prabowo. Apakagi Gerindra dibeberapa survei cukup tinggi sudah hampir 13%," katanya.
Menurutnya posisi realistis PKB adalah mendukung capres dan cawapres partai lain. "Atau mungkin paling banter mengajukan cawapres," ujarnya.
Terkait dengan safarai politik yang dilakukan Mahfud MD dan Rhoma Irama yang masing-masing menyatakan didukung PKB, Toto mengakui hal tersebut berdampak positif bagi PKB. Masyarakat yang simpati dengan Rhoma Irama tentu akan memilih PKB jika memang capres. Begitu juga Mahfud MD.
"Jadi intinya kedua tokoh tersebut berpengaruh positif bagi PKB. Dan itu akan memperbesar suara PKB dari kedua tokoh tersebut," katanya.
Dia menilai bahwa kedua tokoh tersebut masih memperhitungkan bahwa PKB adalah partai kaum Nahdiyin. Sedangkan kaum Nahdiyin setidaknya ada sekian juta di Indonesia. Artinya PKB dapat lolos ke senayan.
"Dan memungkinkan untuk berkoalisi jika memang ingin mengusung capres. Jadi kedua tokoh tersebut, beranggapan memang ada koalisi untuk mendukung mereka," katanya.
Padahal menurut Toto, meskipun PKB yakin bahwa pemilihnya tetap yakni dari kaum Nahdiyin tetapi ternyata kaum Nahdiyin pun memilih partai lain atau partai nasionalis.
"Jadi artinya PKB memang bukan satu-satunya partai kaum nahdiyin. Sebenarnya PKB bukan partai yang diunggulkan untuk pemilu mendatang," katanya.
Toto berpendapat sikap PKB untuk menggadang-gadang capres merupakan bagian dari upaya untuk menggaet pemilih. Misalnya menyatakan dukungan ke Mahfud MD atau Rhoma Irama. "Dengan ini masyarakat mungkin tertarik untuk mencoblos PKB," ungkapnya.
(lal)