JK: Berkeadilan kunci negara bebas konflik

Senin, 02 September 2013 - 22:04 WIB
JK: Berkeadilan kunci...
JK: Berkeadilan kunci negara bebas konflik
A A A
Sindonews.com - Bhineka Tunggal Ika menjadi kelebihan bangsa yang seharusnya dapat dijadikan masyarakat sebagai alat pemersatu bangsa. Hal ini disampaikan oleh mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, menurut dia ketidakadilan yang diterima masyarakat di Indonesia menjadi faktor terbesar terjadinya konflik.

Dia mengatakan, sejak Indonesia merdeka telah terjadi 15 konflik yang sangat besar. Konflik ini memakan lebih dari 1000 orang sebagai korban. Sebagai contoh konflik di era 1965 pada zaman G30SPKI atau yang masih hangat peristiwa Priuk.

"Akibat dari konflik tersebut banyak diantara harta benda, anak, keluarga, hak mereka hilang. Sehingga rasa ketidakadilan menjadi pemicu utama," tandasnya ditemui di Jakarta, Senin (2/9/2013).

Menurut dia, konflik itu muncul bukan karena "saling senggol" dikarenakan agama. Tetapi lebih tepatnya ketidakadilan ekonomi, pendidikan, kehidupan serta hak-hak yang seharusnya didapat tidak mereka rasakan.

Untuk itu, kata JK, penyelesaiannya harus dengan pengaturan dan kestabilan perekonomian dengan baik. Selain itu permasalahan sosial dan pendidikan sehingga konflik melebar karena tidak ada ketegasan.

"Sebab karena perekonomian, masyarakat ada yang tidak ada kerjaannya mudah diprovokasi. Ditambah dengan kebiasaan menikmati malam dengan minuman keras sehingga banyak hal negatif yang dilakukan, seperti membunuh, mencuri atau bahkan menjadi koruptor," jelas dia.

Lanjut dia, Indonesia mempunyai suku, adat serta berbagai latar belakang yang berbeda, hal tersebut justru harus menjadi kekuatan. Jangan melihat perbedaan menjadi masalah.

Menurut dia, dalam berbicara konflik, kearifan lokal tepat untuk menjaga keharmonian bangsa. Sehingga hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan penyebab konflik.

"Pemerintah harus bersikap adil. Dengan mengedepankan kepentingan rakyat serta ketegasan untuk mengambil keputusan," tegasnya.
(kri)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6812 seconds (0.1#10.140)