Kemenkes butuh 500 dokter & dokter gigi PTT
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kekurangan 500 dokter dan dokter gigi Pegawai Tidak Tetap (PTT) untuk ditempatkan di daerah terpencil dan sangat terpencil.
Kepala Biro Kepegawaian Kemenkes, Pattiselanno Roberth mengatakan, untuk dapat memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat sampai pada pelosok daerah dibutuhkan 1.700 dokter dan dan dokter gigi PTT sebanyak 1.700. Sebelumnya pada Juni lalu Kemenkes sudah mengangkat 302 dokter dan dokter gigi PTT dan saat ini pelepasan dokter PTT sebanyak 972.
Dia mengatakan, kebanyakan para dokter PTT mengisi farmasi untuk daerah sangat terpencil di Provinsi Papua dan Kalimantan. Walaupun jumlah dokter PTT mencapai 60 persen, hal tersebut dinilai masih kurang untuk mengisi daerah terpencil di provinsi lainya.
“Jadi sekitar 500 farmasi daerah oleh para dokter PTT tersebut kurang diminati. Padahal kita sudah akomodir dengan anggaran yang sudah disiapkan,” tandasnya saat ditemui di Kantor Kemenkes, Jakarta, (28/8/2013).
Menurut dia, jabatan untuk menjadi dokter PTT bukanlah paksaan. Kendati demikian, para dokter secara sukarela untuk memilih daerah-daerah yang diminati. Jadi, untuk daerah yang kurang diminati menjadi kosong tetapi tetap harus diisi.
Untuk itu, Kemenkes meminta kepada pemda kabupaten kota dan provinisi untuk menyediakan dokter-dokter lulusan daerah masing-masing. Lanjut dia, permasalahan letak geografis daerah tersebut serta akses komunikasi dan tekhnologi menjadi kendala besar bagi para dokter PTT.
“Mereka juga melihat potensi daerah, sehingga mereka tidak mau memilih di kabupaten pedalaman tertentu. Hal tersebut menjadi permasalahan kosongnya dokter PTT,” kata dia.
Kepala Biro Kepegawaian Kemenkes, Pattiselanno Roberth mengatakan, untuk dapat memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat sampai pada pelosok daerah dibutuhkan 1.700 dokter dan dan dokter gigi PTT sebanyak 1.700. Sebelumnya pada Juni lalu Kemenkes sudah mengangkat 302 dokter dan dokter gigi PTT dan saat ini pelepasan dokter PTT sebanyak 972.
Dia mengatakan, kebanyakan para dokter PTT mengisi farmasi untuk daerah sangat terpencil di Provinsi Papua dan Kalimantan. Walaupun jumlah dokter PTT mencapai 60 persen, hal tersebut dinilai masih kurang untuk mengisi daerah terpencil di provinsi lainya.
“Jadi sekitar 500 farmasi daerah oleh para dokter PTT tersebut kurang diminati. Padahal kita sudah akomodir dengan anggaran yang sudah disiapkan,” tandasnya saat ditemui di Kantor Kemenkes, Jakarta, (28/8/2013).
Menurut dia, jabatan untuk menjadi dokter PTT bukanlah paksaan. Kendati demikian, para dokter secara sukarela untuk memilih daerah-daerah yang diminati. Jadi, untuk daerah yang kurang diminati menjadi kosong tetapi tetap harus diisi.
Untuk itu, Kemenkes meminta kepada pemda kabupaten kota dan provinisi untuk menyediakan dokter-dokter lulusan daerah masing-masing. Lanjut dia, permasalahan letak geografis daerah tersebut serta akses komunikasi dan tekhnologi menjadi kendala besar bagi para dokter PTT.
“Mereka juga melihat potensi daerah, sehingga mereka tidak mau memilih di kabupaten pedalaman tertentu. Hal tersebut menjadi permasalahan kosongnya dokter PTT,” kata dia.
(kri)