Minat pelajar Indonesia sekolah ke Jepang rendah
A
A
A
Sindonews.com - Minat siswa Indonesia untuk belajar ke Jepang masih rendah. Maksimal hanya ada 500 orang pertahun yang belajar ke negeri Tirai Bambu itu.
Komisaris Pandan College Richard Susilo mengatakan, dari jumlah 500 siswa ini, sebanyak 450 orang belajar ke Jepang karena beasiswa. Sementara 50 orang dengan uang sendiri.
“Jumlah warga kita ada 240 juta lebih. Namun sangat sedikit yang belajar ke Jepang,” katanya ketika ditemui di Hotel Pullman, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2013).
Penulis buku Yakuza ini menyatakan, salah satu penyebabnya ialah jumlah kursus bahasa jepang di Indonesia sangat kurang. Selain itu jumlah guru pengajar bahasa Jepang di tanah air pun masih sangat terbatas. Ironisnya lagi, tidak ada layanan informasi dari tempat kursus bagi siswanya yang berminat sekolah ke Jepang.
Dia menyayangkan kondisi ini, padahal Jepang adalah tempat belajar terbaik di Asia. Selain karena disiplin, ujarnya, Jepang juga mempunyai iklim ekonomi terbaik dan juga teknologi terbaik. “Tingkat sopan santun di Jepang pun sempurna sehingga siswa pun akan merasa aman. Serta masih satu budaya yaitu budaya Timur dengan Indonesia,” ujarnya.
Richard mengungkapkan, dari segi biaya kuliah ke Jepang dengan ke Amerika dan Australia mempunyai tingkat kemahalan yang sama. Misalkan saja untuk tingkat SMA dibutuhkan biaya pendidikan dan biaya asrama sebesar Rp170 juta. Namun untuk tahun berikutnya turun menjadi Rp130 juta.
Komisaris Pandan College Richard Susilo mengatakan, dari jumlah 500 siswa ini, sebanyak 450 orang belajar ke Jepang karena beasiswa. Sementara 50 orang dengan uang sendiri.
“Jumlah warga kita ada 240 juta lebih. Namun sangat sedikit yang belajar ke Jepang,” katanya ketika ditemui di Hotel Pullman, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2013).
Penulis buku Yakuza ini menyatakan, salah satu penyebabnya ialah jumlah kursus bahasa jepang di Indonesia sangat kurang. Selain itu jumlah guru pengajar bahasa Jepang di tanah air pun masih sangat terbatas. Ironisnya lagi, tidak ada layanan informasi dari tempat kursus bagi siswanya yang berminat sekolah ke Jepang.
Dia menyayangkan kondisi ini, padahal Jepang adalah tempat belajar terbaik di Asia. Selain karena disiplin, ujarnya, Jepang juga mempunyai iklim ekonomi terbaik dan juga teknologi terbaik. “Tingkat sopan santun di Jepang pun sempurna sehingga siswa pun akan merasa aman. Serta masih satu budaya yaitu budaya Timur dengan Indonesia,” ujarnya.
Richard mengungkapkan, dari segi biaya kuliah ke Jepang dengan ke Amerika dan Australia mempunyai tingkat kemahalan yang sama. Misalkan saja untuk tingkat SMA dibutuhkan biaya pendidikan dan biaya asrama sebesar Rp170 juta. Namun untuk tahun berikutnya turun menjadi Rp130 juta.
(maf)