Lulusan kedokteran UI diklaim lebih bergengsi
A
A
A
Sindonews.com - Kuota kursi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) selalu diperebutkan dan tetap menjadi favorit setiap tahunnya. Bayangkan saja, hanya mahasiswa terpilih yang bisa lolos menjadi mahasiswa FKUI.
Salah satu yang beruntung diraih oleh Bryan RS (17), siswa lulusan SMAN 70 Jakarta. Ia berhasil lolos masuk FKUI dengan jalur undangan atau Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Itu berarti, Bryan hanya mengandalkan nilai rapor yang fantastis dengan rata-rata 80-90. Ia pun selalu berprestasi peringkat tiga besar di sekolahnya.
"Saya masuk jalur undangan, sekarang saya pindah kost di Depok, rumah orang tua di Jakarta Selatan, betul masuk FKUI sangat ketat, saya sendiri enggak menyangka dan terpikir akan masuk kedokteran, karena saya berpikir kalau masuk kedokteran bisa masuk ke bidang yang lain," tuturnya kepada wartawan di Balairung UI, Jumat (16/08/2013).
Saat memilih pilihan Perguruan Tinggi Negeri (PTN), jurusan kedokteran UI mang merupakan pilihannya yang pertama. Sementara di pilihan kedua, Bryan memilih Fisika.
"Langsung dapat di pilihan pertama. Lulusan kedokteran UI memang katanya lebih bergengsi. Kalau di keluarga, orang tua enggak ada yang lulusan dokter kok, sepupu ada," jelasnya.
Bryan menegaskan bahwa tahun ini PTN termasuk UI tidak memungut biaya uang pangkal. Ia hanya diwajibkan membayar biaya kuliah setiap semester.
"Kedokteran UI enggak mahal kok, saya bayar Rp 7,5 juta uang semesternya, ada yang bisa dicicil sama pakay Biaya Operasional Pendidikan Berkeadilan (BOPB), jadi seperti keringanan," ujar anak keempat yang bercita - cita menjadi dokter spesialis dalam atau spesialis saraf ini.
Wakil Rektor UI Bambang Wibawarta membenarkan bahwa daya tampung fakultas kedokteran begitu ketat. Hanya sebanyak 180 kursi, 90 kursi diantaranya untuk jalur undangan.
"Kedokteran sangat ketat saringannya, hanya 180 mahasiswa yang diterima setiap tahun," tuturnya.
Salah satu yang beruntung diraih oleh Bryan RS (17), siswa lulusan SMAN 70 Jakarta. Ia berhasil lolos masuk FKUI dengan jalur undangan atau Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Itu berarti, Bryan hanya mengandalkan nilai rapor yang fantastis dengan rata-rata 80-90. Ia pun selalu berprestasi peringkat tiga besar di sekolahnya.
"Saya masuk jalur undangan, sekarang saya pindah kost di Depok, rumah orang tua di Jakarta Selatan, betul masuk FKUI sangat ketat, saya sendiri enggak menyangka dan terpikir akan masuk kedokteran, karena saya berpikir kalau masuk kedokteran bisa masuk ke bidang yang lain," tuturnya kepada wartawan di Balairung UI, Jumat (16/08/2013).
Saat memilih pilihan Perguruan Tinggi Negeri (PTN), jurusan kedokteran UI mang merupakan pilihannya yang pertama. Sementara di pilihan kedua, Bryan memilih Fisika.
"Langsung dapat di pilihan pertama. Lulusan kedokteran UI memang katanya lebih bergengsi. Kalau di keluarga, orang tua enggak ada yang lulusan dokter kok, sepupu ada," jelasnya.
Bryan menegaskan bahwa tahun ini PTN termasuk UI tidak memungut biaya uang pangkal. Ia hanya diwajibkan membayar biaya kuliah setiap semester.
"Kedokteran UI enggak mahal kok, saya bayar Rp 7,5 juta uang semesternya, ada yang bisa dicicil sama pakay Biaya Operasional Pendidikan Berkeadilan (BOPB), jadi seperti keringanan," ujar anak keempat yang bercita - cita menjadi dokter spesialis dalam atau spesialis saraf ini.
Wakil Rektor UI Bambang Wibawarta membenarkan bahwa daya tampung fakultas kedokteran begitu ketat. Hanya sebanyak 180 kursi, 90 kursi diantaranya untuk jalur undangan.
"Kedokteran sangat ketat saringannya, hanya 180 mahasiswa yang diterima setiap tahun," tuturnya.
(lal)