Cegah banjir & kekeringan, mahasiswa UNY lakukan penelitian

Kamis, 15 Agustus 2013 - 21:38 WIB
Cegah banjir & kekeringan,...
Cegah banjir & kekeringan, mahasiswa UNY lakukan penelitian
A A A
Sindonews.com - Meski hanya mengalami dua musim, Indonesia cukup sering mengalami bencana banjir saat musim hujan dan kekeringan ketika musim kemarau.

Untuk mengurangi resiko bencana-bencana tersebut, tiga mahasiswa FMIPA UNY berinovasi dengan melakukan suatu uji efektifitas elektrolisis air hujan.

Mereka adalah Istirani Agusti, Aldina Khoerunisa NM dan Dewi Cahyaningsih. Dikatakan Istirani, uji efektifitas elektrolisis air hujan tersebut dilakukan untuk mengurangi resiko banjir dan pembakaran gas hidrogen, hingga mampu mengurangi kekeringan.

"Jika hujan terus menerus turun, tentu dapat menyebabkan banjir. Apalagi di negeri tercinta ini. Saat musim penghujan, air yang turun terus menerus dapat menyebabkan banjir. Sedangkan saat musim kemarau, dapat juga menyebabkan kekeringan yang cukup parah. Air hujan ternyata dapat dielektrolisis, hingga menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen dengan volume tertentu," ujarnya Kamis (15/8/2013).

Kepada wartawan, Istirani memaparkan, pada proses elektrolisis dihasilkan gas H2 (hidrogen) dan O2 (oksigen). Dan ternyata timbulnya kedua gas ini bisa terjadi, setelah energi listrik yang diberikan lebih besar dari 1.7 Volt.
Hidrogen yang sangat murni (99.9%) tetapi sangat mahal diperoleh dengan cara elektrolisis air.

"Selain itu, hidrogen yang dihasilkan ternyata dapat terbakar dalam oksigen, lalu membentuk air dan menghasilkan energi. Dari hal tersebut, maka dapat dilakukan uji efektifitas elektrolisis air hujan untuk mengurangi risiko banjir, dan pembakaran gas hidrogen hingga mengurangi kekeringan," ungkapnya.

Ditambahkan Aldina, penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui efektivitas elektrolisis air hujan untuk mengurangi resiko banjir, dan efektivitas pembakaran gas hidrogen hingga mengurangi resiko kekeringan.

"Sayangnya, hasil analisis yang kami lakukan kurang memuaskan dikarenakan volume gas yang dihasilkan tidak terdeteksi manometer. Hal ini disebabkan oleh tekanan tabung yang terlalu kecil. Dengan demikian, pembakaran gas hidrogen tidak dapat ditindak lanjuti dikarenakan gas yang dihasilkan memiliki volume yang sangat kecil," jelasnya.

Namun, sebagai upaya menindaklanjuti penelitian tersebut, mereka pun menghitung jumlah gelembung gas yang dihasilkan dari ketiga arus yang diujicobakan yaitu 5 ampere, 7 ampere dan 10 ampere dengan tegangan 12 volt. Lama waktu elektrolisis sendiri sama yakni selama 1 jam.

"Pada arus 5 ampere dihasilkan 36 gelembung untuk gas oksigen dan 294 gelembung untuk gas hidrogen, 7 ampere dihasilkan gelembung untuk 42 gas oksigen dan 621 gelembung untuk gas hidrogen. Sedangkan pada 10 ampere dihasilkan 54 gelembung untuk gas oksigen dan 4112 gelembung untuk gas hidrogen. Lalu efektifitas masing-masing arus secara berurutan yaitu 2,12%; 2,2% dan 3%," ungkapnya.
(stb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0775 seconds (0.1#10.140)