RSA UGM tingkatkan pelayanan lewat alat scan
A
A
A
Sindonews.com - Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gajah Mada (UGM) menjalin kerja sama dengan PT Gratia Jaya Mulya dalam hal operasional alat CT scan. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya RSA UGM dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Menurut Direktur Utama RSA UGM Arif Faisal, kesepakatan kerja sama tersebut dilakukan untuk mengadakan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Operasional Alat CT scan philips inguinity core 128 slice di RSA UGM. Kesepakatan tersebut sudah termasuk pemasangan, pengelolaan atau pengoperasian dan bagi hasil serta pemeliharaan dan pemasaran alat.
"Di Indonesia saat ini baru terdapat 10 alat tersebut. Dan di Yogyakarta, pengoperasian alat ini menjadi yang pertama. Dengan adanya alat ini nanti, RSA tentu dapat semakin memberikan pelayanan kesehatan terbaik pada masyarakat dengan peralatan yang canggih," ujarnya di kampus setempat, di Yogyakarta, Selasa (13/8/2013).
Arif menuturkan, dengan pelayanan yang masih terbatas, kebijakan kerja sama tersebut bagi sebagian pihak tentu dinilai berani. Sebab, jika dilihat dari sisi bisnis, kerja sama tersebut belum menjanjikan keuntungan yang sangat berarti.
"Namun dengan upaya kami selanjutnya, kami yakin alat ini akan semakin menyempurnakan pelayanan RSA UGM. Dalam waktu sepuluh tahun ke depan RSA akan sama seperti RS Sardjito," imbuhnya.
Rektor UGM Pratikno menuturkan, dengan kerja sama tersebut tentu mampu makin memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) dan teknologi di RSA UGM. Adanya teknologi yang sudah baik, ditunjang kapasitas SDM yang baik, RSA UGM bisa berbuat lebih.
"Dengan begini mestinya RSA UGM bukan lagi mirip Puskesmas yang diperbesar. Sehingga diharapkan RSA UGM menjadi rujukan karena dari sisi teknologi telah terjadi kemajuan yang signifikan," katanya.
Menurut Direktur Utama RSA UGM Arif Faisal, kesepakatan kerja sama tersebut dilakukan untuk mengadakan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Operasional Alat CT scan philips inguinity core 128 slice di RSA UGM. Kesepakatan tersebut sudah termasuk pemasangan, pengelolaan atau pengoperasian dan bagi hasil serta pemeliharaan dan pemasaran alat.
"Di Indonesia saat ini baru terdapat 10 alat tersebut. Dan di Yogyakarta, pengoperasian alat ini menjadi yang pertama. Dengan adanya alat ini nanti, RSA tentu dapat semakin memberikan pelayanan kesehatan terbaik pada masyarakat dengan peralatan yang canggih," ujarnya di kampus setempat, di Yogyakarta, Selasa (13/8/2013).
Arif menuturkan, dengan pelayanan yang masih terbatas, kebijakan kerja sama tersebut bagi sebagian pihak tentu dinilai berani. Sebab, jika dilihat dari sisi bisnis, kerja sama tersebut belum menjanjikan keuntungan yang sangat berarti.
"Namun dengan upaya kami selanjutnya, kami yakin alat ini akan semakin menyempurnakan pelayanan RSA UGM. Dalam waktu sepuluh tahun ke depan RSA akan sama seperti RS Sardjito," imbuhnya.
Rektor UGM Pratikno menuturkan, dengan kerja sama tersebut tentu mampu makin memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) dan teknologi di RSA UGM. Adanya teknologi yang sudah baik, ditunjang kapasitas SDM yang baik, RSA UGM bisa berbuat lebih.
"Dengan begini mestinya RSA UGM bukan lagi mirip Puskesmas yang diperbesar. Sehingga diharapkan RSA UGM menjadi rujukan karena dari sisi teknologi telah terjadi kemajuan yang signifikan," katanya.
(maf)