SBY: Mengeluh dan memfitnah membuat susah tidur

Rabu, 31 Juli 2013 - 09:23 WIB
SBY: Mengeluh dan memfitnah...
SBY: Mengeluh dan memfitnah membuat susah tidur
A A A
Sindonews.com - Saat berdialog dengan masyarakat Lumajang, Jawa Timur, dalam rangkaian agenda Safari Ramadan ke Jawa Timur. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta rakyatnya tidak mudah mengeluh dan memfitnah orang lain.

“Saya berdialog dengan putra putri Lumajang, tidak ada yang menampakkan pesimistis, mudah menyalahkan, menuding sana sini, tapi selalu ikhtiar menuju ke kemajuan dan hasilnya nyata,” kata Presiden dalam sambutan acara buka puasa dan salat Tarawih bersama masyarakat kota Lumajang di Pendopo Kabupaten Lumajang, pada Selasa, 30 Juli 2013 malam, sebagaimana dilansir laman setkab.go.id.

Dalam kesempatan tersebut SBY menyampaikan tujuh pesan kepada masyarakat Lumajang, pertama, sebagai umat muslim yang baik agar bersikap, bertutur kata, dan berperilaku yang baik, dengan mencontoh perilaku Nabi Muhammad SAW.

Pesan kedua, SBY meminta masyarakat menjalankan ajaran Islam yang benar sesuai dengan firman Allah SWT dan sunah Nabi Muhammad SAW. “Jangan ikuti ajaran yang menyimpang, tidak sesuai dengan Al Quran dan Hadis,” ujar beliau.

Pesan ketiga, Presiden mengajak masyarakat agar pandai menebarkan kasih sayang, rukun dengan yang lain dan toleran. “Masyarakat Indonesia masyarakat yang majemuk, berbeda dalam agama, berbeda dalam suku, kedaerahan dalam etnis, berbeda dalam partai politik, tetapi semua harus rukun memiliki toleransi yang tinggi sambil menaburkan kasih sayang. Islam adalah agama yang mencintai keteduhan, kedamaian dan kasih sayang,” katanya.

Pesan keempat, sebagai warga negara yang baik, Presiden mengajak masyarakat untuk menjaga batas-batas kebebasan dan toleransi sesuai dengan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. “Kebebasan itu tidak boleh mengganggu kebebasan orang lain. Kebebasan ada batasnya disertai akhlak. Kebebasan dilakukan dengan bermartabat,” kata beliau.

Pesan kelima, SBY mengajak agar selalu menceritakan tentang kebenaran dan jangan suka memfitnah. “Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Pemerintah yang bekerja siang malam, ada hasil yang baik katakan hasilnya baik. Meski pemerintah telah bekerja sekuat tenaga, bila ada yang belum baik, katakan yang itu belum baik. Kalau itu dikatakan oleh kita hidup lebih tenteram,” katanya.

Indonesia patut bersyukur dengan kondisi perekonomian dan politik yang relatif stabil dibandingkan kondisi global, dimana ekonomi Eropa sedang terguncang dan kondisi politik di Timur Tengah yang sedang memanas.

Pesan keenam, agar masyarakat berhenti mengeluh, diganti dengan berikhtiar dan bekerja, bekerja dan bekerja. “Kalau itu yang dilakukan, Insya Allah akan dikabulkan. Orang yan mengeluh dan memfitnah 24 jam hidupnya tidak bisa tidur. Sedangkan (orang) yang difitnah nyenyak tidurnya,” ujar beliau.

Pesan ketujuh, SBY mengajak masyarakat untuk mendukung presiden baru nantinya agar Indonesia makin maju. “Sebelum saya mengakhiri jabatan, saya memohon untuk mendukung dan bersama pemerintah memajukan negeri ini, mensejahterakan rakyatnya dan mengatasi masalah yang datang dan pergi. Bangsa yang menerima keadaan seperti itu seraya mencari solusi dan mengatasi keadaan, pasti akan diberikan jalan oleh Yang Maha Kuasa,” tegasnya.

Acara buka puasa dan salat tarawih bersama di Pendopo Kabupaten Lumajang diikuti oleh sekitar seribu orang dari berbagai kalangan seperti unsur pemerintah dan pejabat daerah, alim ulama, serta cendekiawan.

Dalam kunjungan kerja ke Jatim, Presiden didampingi oleh sembilan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II yaitu Menko Kesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Pertanian Suswono, dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.

Selain itu juga turut mendampingi SBY, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, Menteri Kelautan dan Perikanan Cicip Syarif, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo. Juga ikut mendampingi antara lain Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Bupati Lumajang S Masdar serta jajaran pimpinan dan pejabat daerah.
(lal)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9444 seconds (0.1#10.140)