Pengamat: Pelaksanaan kurikulum 2013 akan gagal
A
A
A
Sindonews.com - Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jimmy Paat menilai, penerapan kurikulum 2013 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terlalu tergesa-gesa.
"Yang jadi persoalan, perubahan dari kurikulum lama ke kurikulum 2013 begitu cepat. meskipun pemerintah mengklaim sudah melakukan kajian-kajian. Harusnya kurikulum 2013 ini dilaksanakan di 2015 saja," kata Jimmy, saat dihubungi Sindonews, Selasa (16/7/2013).
"Karena, dalam waktu sependek ini, yang melaksanakan kurikulum 2013, harusnya para guru bisa dipersiapkan lebih dulu. Persiapan kurikulum 2013 ini begitu sempit, terutama pelatihan guru
yang masih minim," imbuhnya.
Karena itu, dia mengaku pesimis, jika penerapan kurikulum 2013 ini bisa berjalan mulus. Pasalnya, baru awal-awal pelaksanaan program tersebut, sudah menimbulkan kontroversi. "Kurikulum 2013 ini akan gagal, karena ada sekolah yang belum melaksanakan secara menyeluruh dari kurikulum ini," pungkasnya.
Sebelumnya, mulai Senin 15 Juli 2013, ribuan sekolah di Indonesia mengimplementasikan kurikulum 2013. Pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah mempersiapkan buku-buku serta guru.
Dirjen Pendidikan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad mengatakan, 61.074 guru dari 6.326 sekolah yang ditunjuk pemerintah pusat akan mengikuti pelatihan kurikulum baru ini. Selain itu, sebanyak 1.006 sekolah mengajukan implementasi kurikulum secara mandiri.
"Pemerintah memberikan apresiasi kepada sekolah untuk mengimplementasikan secara mandiri. Ini untuk membantu pemerintah mencapai target," ungkapnya saat ditemui di Al Azhar, Serpong, Senin 15 Juli.
Persiapan termasuk buku pegangan untuk guru dan siswa. Pihaknya sudah sudah menyebarkan buku panduan. Untuk buku pegangan siswa dicetak oleh beberapa percetakan pemenang tender. Isi buku pun terdapat sejumlah perubahan dari kurikulum lama. "Untuk kurikulum 2013 ini lebih kepada pendidikan karakter dan kreativitas siswa," ucapnya.
"Yang jadi persoalan, perubahan dari kurikulum lama ke kurikulum 2013 begitu cepat. meskipun pemerintah mengklaim sudah melakukan kajian-kajian. Harusnya kurikulum 2013 ini dilaksanakan di 2015 saja," kata Jimmy, saat dihubungi Sindonews, Selasa (16/7/2013).
"Karena, dalam waktu sependek ini, yang melaksanakan kurikulum 2013, harusnya para guru bisa dipersiapkan lebih dulu. Persiapan kurikulum 2013 ini begitu sempit, terutama pelatihan guru
yang masih minim," imbuhnya.
Karena itu, dia mengaku pesimis, jika penerapan kurikulum 2013 ini bisa berjalan mulus. Pasalnya, baru awal-awal pelaksanaan program tersebut, sudah menimbulkan kontroversi. "Kurikulum 2013 ini akan gagal, karena ada sekolah yang belum melaksanakan secara menyeluruh dari kurikulum ini," pungkasnya.
Sebelumnya, mulai Senin 15 Juli 2013, ribuan sekolah di Indonesia mengimplementasikan kurikulum 2013. Pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah mempersiapkan buku-buku serta guru.
Dirjen Pendidikan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad mengatakan, 61.074 guru dari 6.326 sekolah yang ditunjuk pemerintah pusat akan mengikuti pelatihan kurikulum baru ini. Selain itu, sebanyak 1.006 sekolah mengajukan implementasi kurikulum secara mandiri.
"Pemerintah memberikan apresiasi kepada sekolah untuk mengimplementasikan secara mandiri. Ini untuk membantu pemerintah mencapai target," ungkapnya saat ditemui di Al Azhar, Serpong, Senin 15 Juli.
Persiapan termasuk buku pegangan untuk guru dan siswa. Pihaknya sudah sudah menyebarkan buku panduan. Untuk buku pegangan siswa dicetak oleh beberapa percetakan pemenang tender. Isi buku pun terdapat sejumlah perubahan dari kurikulum lama. "Untuk kurikulum 2013 ini lebih kepada pendidikan karakter dan kreativitas siswa," ucapnya.
(maf)