Tokoh perempuan diharapkan ikut konvensi Demokrat
A
A
A
Sindonews.com - Politikus Partai Demokrat (PD), Nova Riyanti Yusuf berharap ada tokoh perempuan yang ikut dalam konvensi penjaringan calon presiden (capres) untuk Pemilu 2014 dari partai berlambang bintang mercy itu.
"Tokoh perempuan yang kompeten, memenuhi persyaratan komite konvensi, tentu patut diperhitungkan untuk masuk dalam konvensi dan bertarung sesuai aturan main yang ditetapkan," kata Nova saat dihubungi Sindonews, Sabtu (13/7/2013).
Ia berharap, dengan adanya tokoh perempuan yang mengikuti mekanisme itu, maka bukan tidak mungkin ada peluang bagi tokoh non laki-laki yang bisa mengikut Pemilu Presiden (Pilpres) 2014.
"Idealnya dalam kompetisi politik sudah tidak ada sekat gender antara pemimpin laki-laki atau pemimpin perempuan," jelasnya.
Nova mengakui salah satu persoalan minimnya tokoh perempuan yang muncul dalam setiap Pilpres adalah karena sedikitnya masyarakat dalam menilai capres perempuan.
"Bukan masalah diundang atau tidak untuk bergabung konvensi, justru yang belum kelihatan adalah antusiasme masyarakat menggadang-gadangkan calon presiden perempuan. Kalau antusias, pasti menonjol," terangnya.
Wanita yang akrab disapa Noriyu ini juga mengaku heran hingga kini belum ada tokoh perempuan yang berani untuk percaya diri mencalonkan diri pada bursa Pilpres.
"Ini harus dipertanyakan, apakah belum ada tokoh perempuan yang dianggap masyarakat menjadi representasi pemimpin alternatif ke depan."
"Bisa juga karena tokoh perempuannya masih menahan diri dan tidak berani menyuarakan langkah politik yang sangat besar seperti berani mengatakan keinginannya untuk mencoba maju menjadi RI 1," pungkasnya.
"Tokoh perempuan yang kompeten, memenuhi persyaratan komite konvensi, tentu patut diperhitungkan untuk masuk dalam konvensi dan bertarung sesuai aturan main yang ditetapkan," kata Nova saat dihubungi Sindonews, Sabtu (13/7/2013).
Ia berharap, dengan adanya tokoh perempuan yang mengikuti mekanisme itu, maka bukan tidak mungkin ada peluang bagi tokoh non laki-laki yang bisa mengikut Pemilu Presiden (Pilpres) 2014.
"Idealnya dalam kompetisi politik sudah tidak ada sekat gender antara pemimpin laki-laki atau pemimpin perempuan," jelasnya.
Nova mengakui salah satu persoalan minimnya tokoh perempuan yang muncul dalam setiap Pilpres adalah karena sedikitnya masyarakat dalam menilai capres perempuan.
"Bukan masalah diundang atau tidak untuk bergabung konvensi, justru yang belum kelihatan adalah antusiasme masyarakat menggadang-gadangkan calon presiden perempuan. Kalau antusias, pasti menonjol," terangnya.
Wanita yang akrab disapa Noriyu ini juga mengaku heran hingga kini belum ada tokoh perempuan yang berani untuk percaya diri mencalonkan diri pada bursa Pilpres.
"Ini harus dipertanyakan, apakah belum ada tokoh perempuan yang dianggap masyarakat menjadi representasi pemimpin alternatif ke depan."
"Bisa juga karena tokoh perempuannya masih menahan diri dan tidak berani menyuarakan langkah politik yang sangat besar seperti berani mengatakan keinginannya untuk mencoba maju menjadi RI 1," pungkasnya.
(kri)