Kongres Demokrat, Sutan sempat larang Nazar sebar uang
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana mengakui ada bagi-bagi uang dalam proses kongres di Bandung tahun 2010 lalu. Namun, salah satu tim sukses anas ketika itu, mengaku tidak menyaksikan langsung pembagian uang itu.
Menurutnya, pembagian uang itu diberikan kepada setiap dewan pimpinan cabang (DPC). Bahkan, pada saat itu, dirinya juga sudah melakukan konfirmasi ke mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang juga tim sukses Anas dalam kongres itu, Muhammad Nazaruddin.
"Di Bandung ada bagi-bagi untuk DPC memang ada, saya memang tak melihat, tetapi saya tahu. Saya sampaikan ke Nazar jangan pake kayak gini (bagi-bagi uang). Nazar bilang orang sana (kandidat lain) juga," kata Sutan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (11/7/2013).
Sutan menegaskan, pembagian uang itu tidak bisa dipersoalkan, selama sumber uang tersebut bukan dari hasil yang melanggar hukum atau korupsi.
"Untuk jadi ketua Osis (Organisasi Siswa) ada sponsor, kalau enggak ada, enggak dipilih sepanjang dananya halal. Kalau ada orang simpati apa salah dia nyumbang asalkan dananya halal," tegasnya.
Tapi ketika dikonfirmasi lebih lanjut dari mana sumber uang itu, Sutan tidak dapat menjelaskannya secara detail. "Saya enggak tahu darimana, saya enggak mau berbicara di kandidat lain, tetapi memang ada (pembagian uang)," tandasnya.
Dalam kasus ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah memanggil beberapa jajaran internal partai binaan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu. Salah satunya adalah Didik Mukrianto. Kemarin, Rabu 11 Juli 2013, Didik mengakui dicecar tim penyidik KPK seputar pelaksanaan Kongres Partai Demokrat tahun 2010.
Pada kesempatan itu, Didik mengaku tidak tahu ada dana proyek Hambalang yang mengalir di kongres tersebut. "Saya jelaskan detail pelaksanaan kongres dan penyidik mempertanyakan kepada saya hanya terkait substansi pelaksaan kongres. Tidak ada yang lain," tukasnya.
Menurutnya, pembagian uang itu diberikan kepada setiap dewan pimpinan cabang (DPC). Bahkan, pada saat itu, dirinya juga sudah melakukan konfirmasi ke mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang juga tim sukses Anas dalam kongres itu, Muhammad Nazaruddin.
"Di Bandung ada bagi-bagi untuk DPC memang ada, saya memang tak melihat, tetapi saya tahu. Saya sampaikan ke Nazar jangan pake kayak gini (bagi-bagi uang). Nazar bilang orang sana (kandidat lain) juga," kata Sutan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (11/7/2013).
Sutan menegaskan, pembagian uang itu tidak bisa dipersoalkan, selama sumber uang tersebut bukan dari hasil yang melanggar hukum atau korupsi.
"Untuk jadi ketua Osis (Organisasi Siswa) ada sponsor, kalau enggak ada, enggak dipilih sepanjang dananya halal. Kalau ada orang simpati apa salah dia nyumbang asalkan dananya halal," tegasnya.
Tapi ketika dikonfirmasi lebih lanjut dari mana sumber uang itu, Sutan tidak dapat menjelaskannya secara detail. "Saya enggak tahu darimana, saya enggak mau berbicara di kandidat lain, tetapi memang ada (pembagian uang)," tandasnya.
Dalam kasus ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah memanggil beberapa jajaran internal partai binaan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu. Salah satunya adalah Didik Mukrianto. Kemarin, Rabu 11 Juli 2013, Didik mengakui dicecar tim penyidik KPK seputar pelaksanaan Kongres Partai Demokrat tahun 2010.
Pada kesempatan itu, Didik mengaku tidak tahu ada dana proyek Hambalang yang mengalir di kongres tersebut. "Saya jelaskan detail pelaksanaan kongres dan penyidik mempertanyakan kepada saya hanya terkait substansi pelaksaan kongres. Tidak ada yang lain," tukasnya.
(kur)