Indonesia butuh 500-600 pilot per tahun

Minggu, 07 Juli 2013 - 22:14 WIB
Indonesia butuh 500-600...
Indonesia butuh 500-600 pilot per tahun
A A A
Sindonews.com - Kondisi penerbangan Indonesia sekarang ini sedang kekurangan pilot, baik militer maupun sipil. Karenanya, untuk menambah penerbang sipil, pemerintah menambah sekolah penerbang baru, yakni Dirgantara Pilot School Tasikmalaya (DPST).

Direktur PT DAE Marsekal Pertama TNI (Purn) Wasito mengungkapkan, hingga sekarang ini sekolah penerbang di dalam negeri belum mampu memenuhi kuota pilot pesawat komersil nasional. “Kekurangan kebutuhan 500-600 pilot per tahun,” ucapnya, di Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar), Minggu (7/7/2013).

Karenanya, tak heran jika beberapa maskapai Indonesia memilih menggunakan jasa pilot asing untuk menjalankan pesawatnya. “Besarnya kebutuhan pilot saat ini tidak lepas dari semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap angkutan udara,” kata Wasito.

Dengan kerja sama ini, Lanud Wiriadinata menjadi bandara khusus pendidikan sekolah penerbang. Pemilihan Tasikmalaya sebagai lokasi Dirgantara Pilot School karena memiliki ruang udara luas dan topografi ideal untuk lokasi latihan terbang.

Saat ini, PT DAE memiliki dua unit pesawat Cessna 172SP buatan Amerika Serikat tahun 2003. Akhir tahun 2013 rencananya akan ditambah empat unit, dilanjutkan empat unit pada pertengahan 2014 dan dua unit multi engine di akhir 2014.

DPST memiliki fasilitas hanggar, simulator full motion serta beberapa laboraturium. Di antaranya, english aviation lab, navigation trainer lab, meteostation lab, radio telephony lab, air traffic control simulator lab, computer base trainer.

“Pendidikan penerbangan dilakukan selama 18 bulan per angkatan dengan standar pemantapan fisik dan mental untuk melatih kedisiplinan,” sambung Kepala Sekolah DPST, Wahyudi Abdul Djumali.

Lulusan DPST akan mendapatkan peringkat private pilot lisence (PPL), civil pilot lisence (CPL) dan instrument rating. “Diharapkan nantinya penerbang lulusan DPST akan mampu untuk menerbangkan pesawat generasi terakhir dan berbadan lebar seperti Boeing, Airbus 320, Embraer maupun Bombardier,” imbuhnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0732 seconds (0.1#10.140)