PPP ikut arus pasar politik
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Isa Muksin mengatakan, partainya tetap mengedepankan asas Islam sebagai asas partai, karena banyak partai yang berasaskan nasionalis, tapi menjual asas Islam.
"Sekarang, banyak partai yang nasionalis juga mulai jual program pakai nama Islam. Ya, kita katakanlah ikutin pasar politik," kata Isa, di Grand Sahid Hotel, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (25/6/2013).
Perdebatan itu mengemuka saat diskusi publik yang diselenggarakan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), menghadirkan sebagian besar partai yang notabene berasaskan Islam seperti PPP, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dia melanjutkan, sembari menyinggung partai yang berasaskan nasionalis seperti Partai Demokrat dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), menurutnya Partai Demokrat berada di dua persimpangan, antara asas nasionalis dan agamis (regilius).
Sementara, PDIP sekalipun, tidak secara jelas melabelkan asas Islam atau agama, namun dalam kegiatannya melabelkan unsur pembahasaan Islam. "Kita tahu Partai Demokrat, walaupun berbicara nasionalis, tapi kan di sana ada religiusnya. PDIP juga buat program yang nama Baitul Muslimin, itu kan ciri agamis," paparnya.
"Sekarang, banyak partai yang nasionalis juga mulai jual program pakai nama Islam. Ya, kita katakanlah ikutin pasar politik," kata Isa, di Grand Sahid Hotel, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (25/6/2013).
Perdebatan itu mengemuka saat diskusi publik yang diselenggarakan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), menghadirkan sebagian besar partai yang notabene berasaskan Islam seperti PPP, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dia melanjutkan, sembari menyinggung partai yang berasaskan nasionalis seperti Partai Demokrat dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), menurutnya Partai Demokrat berada di dua persimpangan, antara asas nasionalis dan agamis (regilius).
Sementara, PDIP sekalipun, tidak secara jelas melabelkan asas Islam atau agama, namun dalam kegiatannya melabelkan unsur pembahasaan Islam. "Kita tahu Partai Demokrat, walaupun berbicara nasionalis, tapi kan di sana ada religiusnya. PDIP juga buat program yang nama Baitul Muslimin, itu kan ciri agamis," paparnya.
(maf)