Minim pengetahuan gizi anak bisa berakibat fatal
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menag PP dan PA) Linda Amalia Sari Gumelar mengungkapkan, untuk mengantisipasi ketidaktahuan orang tua terhadap pemenuhan gizi anak, perlu dilakukan beberapa cara.
Menurut Linda, jika orang tua mengetahui cara mengasuh anak yang baik maka anak tidak akan mengalami gizi buruk.
"Pengasuhan ini bukan hanya mengasuh anak yang masih kecil, namun juga mengasuh anak sampai melewati masa anak. Namun, hal ini jarang dilakukan karena kurangnya pengetahuan," kata Linda saat ditemui di Jakarta, Selasa (25/6/2013).
Menurutnya, pertumbuhan umur 0 sampai 8 tahun, anak memerlukan gizi yang baik, karena gizi menjadi bahan baku untuk pertumbuhan. Kekurangan gizi dapat mengakibatkan otak anak kurang berkembang, sehingga mengurangi kecerdasannya.
Selain itu, kekurangan gizi dapat menurunkan kadar darah merah, sehingga seorang anak menjadi anemia. Akibatnya anak menjadi mudah sakit, sulit berfikir dan akan pengaruhi pertumbuhannya.
"Anemia banyak dialami oleh remaja saat ini, sehingga masalah ini harus menjadi permasalahan serius karena akan mengakibatkan kematian saat mereka melahirkan nanti. Saat ini, 30 persen dari 50 anak perempuan mengalami anemia," paparnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, diharapkan hendaknya para orang tua menyusun kembali pengasuhan yang lebih sempurna dengan memperhatikan perkembangan anak sampai pada masa mendatang. Selain itu pengembangan bentuk pengasuhan anak hendaknya menjadi bagian dalam proses.
"Perbaikan gizi hendaknya menjadi bagian dari setiap pembahasan mengenai peningkatan kualitas anak serta memberikan gizi yang memadai," pungkasnya.
Menurut Linda, jika orang tua mengetahui cara mengasuh anak yang baik maka anak tidak akan mengalami gizi buruk.
"Pengasuhan ini bukan hanya mengasuh anak yang masih kecil, namun juga mengasuh anak sampai melewati masa anak. Namun, hal ini jarang dilakukan karena kurangnya pengetahuan," kata Linda saat ditemui di Jakarta, Selasa (25/6/2013).
Menurutnya, pertumbuhan umur 0 sampai 8 tahun, anak memerlukan gizi yang baik, karena gizi menjadi bahan baku untuk pertumbuhan. Kekurangan gizi dapat mengakibatkan otak anak kurang berkembang, sehingga mengurangi kecerdasannya.
Selain itu, kekurangan gizi dapat menurunkan kadar darah merah, sehingga seorang anak menjadi anemia. Akibatnya anak menjadi mudah sakit, sulit berfikir dan akan pengaruhi pertumbuhannya.
"Anemia banyak dialami oleh remaja saat ini, sehingga masalah ini harus menjadi permasalahan serius karena akan mengakibatkan kematian saat mereka melahirkan nanti. Saat ini, 30 persen dari 50 anak perempuan mengalami anemia," paparnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, diharapkan hendaknya para orang tua menyusun kembali pengasuhan yang lebih sempurna dengan memperhatikan perkembangan anak sampai pada masa mendatang. Selain itu pengembangan bentuk pengasuhan anak hendaknya menjadi bagian dalam proses.
"Perbaikan gizi hendaknya menjadi bagian dari setiap pembahasan mengenai peningkatan kualitas anak serta memberikan gizi yang memadai," pungkasnya.
(maf)