BLSM ibarat pil lupa ingatan bagi Demokrat

Senin, 24 Juni 2013 - 08:05 WIB
BLSM ibarat pil lupa...
BLSM ibarat pil lupa ingatan bagi Demokrat
A A A
Sindonews.com - Sudah menjadi kebiasaan jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) selalu disertai pengucuran Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat. Banyak kalangan mengkritisi langkah tersebut karena dianggap mendongkrak pamor SBY dan Partai Demokrat.

Pengamat Politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Muradi menilai, metode pengucuran BLT atau sekarang dipopulerkan dengan istilah Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sangat efektif dilakukan ketika momentum menjelang pemilu.

"BLSM dan sejenisnya hanya efektif meredam dan bersifat sementara. Artinya BLSM jika dibagikan tidak dalam waktu dekat pelaksanaan pemilu jelas efeknya tidak besar," ketika dihubungi Sindonews, Minggu (23/6/2013) malam.

Apalagi, lanjutnya, penerima BLSM biasanya sangat fragmatis. Yang mana pada menit akhir dapat berubah pilihannya tergantung pada 'maintaining' politik yang diterima.

"Publik yang selama ini mengenal Partai Demokrat sebagai partai yang korup karena kadernya tersangkut berbagai kasus, dengan seketika bisa melupakan kebencian tersebut karena kucuran BLSM. Bisa jadi semacam obat lupa ingatan," katanya.

Sebelumnya, Wakil Sekjen PPP Syaifullah Tamliha mengatakan, BLSM sebagai kompensasi kenaikan BBM bersubsidi dinilai tak bisa menyelesaikan masalah. BLSM hanya bisa mengobati sesaat dampak kenaikan BBM itu.

"BLSM cuma jadi obat sementara tapi tidak mengobati," tukasnya saat dihubungi wartawan, Minggu 23 Juni 2013.

Menurut Anggota Komisi I DPR RI ini, pemberian BLSM hanya akan mengesankan rakyat Indonesia sebagai tukang meminta-minta. "Sehingga tidak dikesankan rakyat kita meminta, kalau di Australia mereka yang nganggur mendapat uang," tukasnya.

Syaifullah mengaku lebih setuju jika BLSM dialokasikan untuk membantu pengusaha kecil menengah yang lebih produktif, untuk pengembangan dunia usaha, sehingga masyarakat juga belajar mandiri.

"Solusinya ciptakan usaha yang lebih produktif untuk pengusaha kecil menengah, kasih pinjaman dengan bunga 1 persen, tanpa agunan," tukasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1747 seconds (0.1#10.140)