UI kukuhkan tiga Guru Besar Teknik Kimia
A
A
A
Sindonews.com - Universitas Indonesia (UI) kembali menambah jumlah guru besarnya dengan mengukuhkan tiga guru besar dari Fakultas Teknik (FT).
Mereka adalah Prof. Dr. Ing. Misri Abdulkadir Gozan, M.Tech dalam bidang Teknik Rekayasa Bioproses Lingkungan, Prof. Mahmud Sudibandriyo, M.Sc., Ph.D dalam bidang Ilmu Termodinamika Adsorpsi, dan Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng dalam bidang Ilmu Rekayasa Proses Bioreaksi.
Ketiga guru besar tersebut dikukuhkan hari ini di Balai Sidang Kampus UI, Depok, yang dipimpin oleh Rektor UI Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met.
Misri Abdulkadir Gozan, dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Pengembangan Industri Kilang Hayati (Biorefeneri) Berbasis Biomassa untuk Pembangunan Berkelanjutan Indonesia” menyampaikan, salah satu industri pengolahan yang memiliki nilai tambah tinggi saat ini
adalah industri kilang.
Indonesia, lanjutnya, memiliki sumber biomassa yaitu material yang berasal dari tanaman ataupun limbah pertanian, yang melimpah.
"Biomassa salah satunya berasal dari tanaman kelapa sawit. Sementara itu, kilang hayati yang memanfaatkan biomassa memiliki beberapa keunggulan diantaranya kesinambungan bahan baku, kemampuan menurunkan emisi gas buang dan gas-gas rumah kaca, produk yang dihasilkan lebih ramah lingkungan dan hemat energi," jelasnya dalam orasi ilmiahnya, Rabu (19/06/2013).
Menurutnya, Indonesia kedepannya perlu memprioritaskan subsidi pada bahan bakar hayati ketimbang bahan bakar fosil. Selanjutnya, Mahmud Sudibandriyo menyampaikan pidato
pengukuhannya yang berjudul “Adsorpsi: Teori dan Aplikasi”.
Mahmud mengemukakan bahwa konsep adsorpsi telah lama dimanfaatkan manusia untuk
mengadsorpsi ion, racun, kotoran, pengurangan polusi udara, dan lain-lain.
"Perkembangan di teknik pengukuran di dalam eksperimen adsorpsi, disertai dengan perkembangan teori yang komprehensif yang membantu memperkirakan produksi gas alam dari Coalbed Methane (CBM) dan Shale Gas, keekonomian pada CO2 sequestration, karakterisasi material berpori, serta meningkatkan pemahaman dasar dalam proses rekayasa reaksi," ungkap Mahmud.
Lebih lanjut ia mengatakan, molekul teradsorpsi berada pada keadaan cair menginspirasi penggunaannya sebagai adsorptive gas storage (AGS) yang lebih ekonomis dibandingkan dengan penyimpanan gas secara konvensional. Lebih jauh
menurut Mahmud, proses adsorpsi yang eksotermis juga dapat digunakan sebagai media di dalam alat penukar kalor.
"Selain itu, penggunaan konsep adsorpsi juga dapat bermanfaat pada aspek-aspek lain di kehidupan manusia," paparnya.
Sementara itu, Heri Hermansyah menyampaikan pidato pengukuhannya dengan judul “Membangun Industri Proses Biokatalisis untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Bangsa”. Biokatalis, menurutnya, memiliki potensi dan saat ini pemanfaatannya sudah diterapkan di berbagai bidang industri seperti industri oleokimia, tekstil, deterjen, biodegradable polimer, makanan, kosmetika, diagnostic tool/medis, dan pengolahan limbah dan bioenergi.
"Terkait dengan tuntutan efisiensi energi dan produksi yang bersih, menurutnya dapat dijawab dengan membangun industri dengan proses biokatalisis. Biokatalis lipase yang berasal dari mikroba/jamur/tanaman/hewan merupakan kelompok penting dari enzim yang bernilai tinggi di industri bioproses, terutama karena karakteristik aplikasinya yang beragam dan memungkinkan untuk diproduksi secara masal. Modifikasi minyak nabati menggunakan enzim dapat menghasilkan produk komersial yang bernilai tambah tinggi," tandas Hery.
Mereka adalah Prof. Dr. Ing. Misri Abdulkadir Gozan, M.Tech dalam bidang Teknik Rekayasa Bioproses Lingkungan, Prof. Mahmud Sudibandriyo, M.Sc., Ph.D dalam bidang Ilmu Termodinamika Adsorpsi, dan Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng dalam bidang Ilmu Rekayasa Proses Bioreaksi.
Ketiga guru besar tersebut dikukuhkan hari ini di Balai Sidang Kampus UI, Depok, yang dipimpin oleh Rektor UI Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met.
Misri Abdulkadir Gozan, dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Pengembangan Industri Kilang Hayati (Biorefeneri) Berbasis Biomassa untuk Pembangunan Berkelanjutan Indonesia” menyampaikan, salah satu industri pengolahan yang memiliki nilai tambah tinggi saat ini
adalah industri kilang.
Indonesia, lanjutnya, memiliki sumber biomassa yaitu material yang berasal dari tanaman ataupun limbah pertanian, yang melimpah.
"Biomassa salah satunya berasal dari tanaman kelapa sawit. Sementara itu, kilang hayati yang memanfaatkan biomassa memiliki beberapa keunggulan diantaranya kesinambungan bahan baku, kemampuan menurunkan emisi gas buang dan gas-gas rumah kaca, produk yang dihasilkan lebih ramah lingkungan dan hemat energi," jelasnya dalam orasi ilmiahnya, Rabu (19/06/2013).
Menurutnya, Indonesia kedepannya perlu memprioritaskan subsidi pada bahan bakar hayati ketimbang bahan bakar fosil. Selanjutnya, Mahmud Sudibandriyo menyampaikan pidato
pengukuhannya yang berjudul “Adsorpsi: Teori dan Aplikasi”.
Mahmud mengemukakan bahwa konsep adsorpsi telah lama dimanfaatkan manusia untuk
mengadsorpsi ion, racun, kotoran, pengurangan polusi udara, dan lain-lain.
"Perkembangan di teknik pengukuran di dalam eksperimen adsorpsi, disertai dengan perkembangan teori yang komprehensif yang membantu memperkirakan produksi gas alam dari Coalbed Methane (CBM) dan Shale Gas, keekonomian pada CO2 sequestration, karakterisasi material berpori, serta meningkatkan pemahaman dasar dalam proses rekayasa reaksi," ungkap Mahmud.
Lebih lanjut ia mengatakan, molekul teradsorpsi berada pada keadaan cair menginspirasi penggunaannya sebagai adsorptive gas storage (AGS) yang lebih ekonomis dibandingkan dengan penyimpanan gas secara konvensional. Lebih jauh
menurut Mahmud, proses adsorpsi yang eksotermis juga dapat digunakan sebagai media di dalam alat penukar kalor.
"Selain itu, penggunaan konsep adsorpsi juga dapat bermanfaat pada aspek-aspek lain di kehidupan manusia," paparnya.
Sementara itu, Heri Hermansyah menyampaikan pidato pengukuhannya dengan judul “Membangun Industri Proses Biokatalisis untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Bangsa”. Biokatalis, menurutnya, memiliki potensi dan saat ini pemanfaatannya sudah diterapkan di berbagai bidang industri seperti industri oleokimia, tekstil, deterjen, biodegradable polimer, makanan, kosmetika, diagnostic tool/medis, dan pengolahan limbah dan bioenergi.
"Terkait dengan tuntutan efisiensi energi dan produksi yang bersih, menurutnya dapat dijawab dengan membangun industri dengan proses biokatalisis. Biokatalis lipase yang berasal dari mikroba/jamur/tanaman/hewan merupakan kelompok penting dari enzim yang bernilai tinggi di industri bioproses, terutama karena karakteristik aplikasinya yang beragam dan memungkinkan untuk diproduksi secara masal. Modifikasi minyak nabati menggunakan enzim dapat menghasilkan produk komersial yang bernilai tambah tinggi," tandas Hery.
(lal)