Gali potensi anak didik, bisa ciptakan pribadi kritis
A
A
A
Sindonews.com - Dosen Filsafat Sekolah Filsafat Driyarkara Yogyakarta, Mudji Sutrisno mengatakan, seharusnya dalam proses pendidikan, bukan melihat anak didiknya sebagai apa.
Dengan begitu, penggalian potensi masing-masing anak didik bisa maksimal dan menciptakan pribadi yang bisa selalu berpikir kritis.
"Di lain pihak, para pendidik sendiri harusnya memiliki panggilan yang berasal dari hati. Dengan begitu tidak akan ada alasan dangkal yang menghalangi mereka untuk melakukan proses memanusiakan manusia muda," ujarnya di Universitas Sanata Dharma (USD), di Yogyakarta, Jumat (14/6/2013).
Dalam kesempatan yang sama, Dosen Pendidikan Fisika USD, Tarsisius Sarkim mengatakan, peringatan 100 tahun Driyarkara tersebut bertujuan untuk menyambung berbagai pemikirannya yang mendalam tentang pendidikan dan kemanusiaan bagi masyarakat luas.
"Menurut Romo Driyarkara, manusia adalah sesama bagi manusia lain. Sesama manusia memang wajib saling memperkaya diri. Namun sebagai rakyat Indonesia, ia tidak melupakan budaya dan Pancasila sebagai ideologi negara dan bangsa," imbuhnya.
Diketahui, Nicolaus Driyarkara merupakan salah satu pendiri sekaligus Rektor pertama USD Yogyakarta. Driyarkara sendiri merupakan sosok akademisi di masa akhir orde lama dan awal orde baru.
Ia adalah dosen filsafat dan menjadi guru besar luar biasa untuk UI dan Unhas Makassar. Kedekatannya dengan Presiden pertama RI membuat Driyarkara sempat menjadi anggota MPRS tahun 1962.
Dengan begitu, penggalian potensi masing-masing anak didik bisa maksimal dan menciptakan pribadi yang bisa selalu berpikir kritis.
"Di lain pihak, para pendidik sendiri harusnya memiliki panggilan yang berasal dari hati. Dengan begitu tidak akan ada alasan dangkal yang menghalangi mereka untuk melakukan proses memanusiakan manusia muda," ujarnya di Universitas Sanata Dharma (USD), di Yogyakarta, Jumat (14/6/2013).
Dalam kesempatan yang sama, Dosen Pendidikan Fisika USD, Tarsisius Sarkim mengatakan, peringatan 100 tahun Driyarkara tersebut bertujuan untuk menyambung berbagai pemikirannya yang mendalam tentang pendidikan dan kemanusiaan bagi masyarakat luas.
"Menurut Romo Driyarkara, manusia adalah sesama bagi manusia lain. Sesama manusia memang wajib saling memperkaya diri. Namun sebagai rakyat Indonesia, ia tidak melupakan budaya dan Pancasila sebagai ideologi negara dan bangsa," imbuhnya.
Diketahui, Nicolaus Driyarkara merupakan salah satu pendiri sekaligus Rektor pertama USD Yogyakarta. Driyarkara sendiri merupakan sosok akademisi di masa akhir orde lama dan awal orde baru.
Ia adalah dosen filsafat dan menjadi guru besar luar biasa untuk UI dan Unhas Makassar. Kedekatannya dengan Presiden pertama RI membuat Driyarkara sempat menjadi anggota MPRS tahun 1962.
(maf)