SBY temui aktivis Greenpeace di Tanjung Priok

Jum'at, 07 Juni 2013 - 09:22 WIB
SBY temui aktivis Greenpeace di Tanjung Priok
SBY temui aktivis Greenpeace di Tanjung Priok
A A A
Sindonews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hari ini bertemu dengan para aktivis lingkungan Greenpeace Internasional.

Para aktivis itu tiba di Indonesia menggunakan kapal Rainbow Warrior III yang saat ini berlabuh di Dermaga 105 dan 106 Terminal Penumpang Nusantarapura I, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Kapal Rainbow Warrior III ini berlabuh di Tanjung Priok sejak Kamis 6 Juni 2013, setelah berlayar dari daerah Papua.

Rencananya kapal ini akan dibuka untuk umum pada 8 hingga 9 Juni 2013 untuk menggugah kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

Dan saat ini kapal ini sedang digunakan untuk melakukan misi kampanye pelestarian kenekaragaman hayati Indonesia itu.

Namun kunjungan SBY ini mendapatkan kritikan dari DPR.

Wakil Ketua Komisi IV DPR Firman Subagyo mengingatkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak perlu mengunjungi kapal Greenpeace, Rainbow Warrior III, karena tidak memiiliki urgensi.

“Tidak ada urgensinya mengunjungi kapal Greenpeace, karena banyak tugas negara yang lebih penting. Selain itu, kunjungan itu akan menjadi bumerang bagi presiden, karena semua tahu track record Greenpeace sangat buruk di dunia,” kata Firman Subagyo kepada wartawan, di Jakarta, Kamis 6 Juni 2013.

Menurut Firman, kalaupun terpaksa, secara etika dan protokoler, seharusnya Greenpeace yang datang menemui Kepala Negara karena mereka adalah tamu.

“Presiden adalah gambaran dari kedaulatan dan martabat bangsa Indonesia. Jika presiden datang, ini sangat memalukan. Buruknya lagi, kesempatan itu akan dimanfaatkan Greenpeace sebagai dukungan atas kampanye pencitraan mereka di Indonesia," ungkapnya.

Greenpeace, kata Firman, kerap dijadikan alat negara-negara kapitalis sebagai corong kepentingan asing untuk menekan negara-negara tertentu.

”Kehadiran Presiden, itu cukup menjadi legitimasi bahwa Greenpeace mendapat dukungan pemerintah dan mereka akan semakin bebas berbuat semaunya untuk menekan industri di Indonesia,” ucapnya.

Firman menyakini, industri di Indonesia sudah sangat memahami dan peduli dengan persoalan lingkungan karena telah menjadi isu global.

“Dengan dukungan dan pengawasan pemerintah, industri sebenarnya telah sadar untuk menerapkan bisnis berkelanjutan dalam praktik bisnisnya,” pungkasnya.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6545 seconds (0.1#10.140)