Bahas Yenny di Istana, SIGMA anggap SBY 'rada-rada'

Jum'at, 19 April 2013 - 05:31 WIB
Bahas Yenny di Istana,...
Bahas Yenny di Istana, SIGMA anggap SBY 'rada-rada'
A A A
Sindonews.com - Mendadak, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggelar konferensi pers di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 17 April 2013 malam kemarin.

Ironisnya, konferensi Pers yang digelar sekira pukul 20.30 WIB itu hanya membahas mengenai batalnya Ketua Umum Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB), Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid bergabung ke Partai Demokrat.

Menanggapi hal itu, Pengamat politik Said Salahuddin mengaku heran dengan tingkah laku Presiden SBY yang gemar sekali menggunakan Istana Kepresidenan untuk kepentingan di luar urusan negara.

"Kalau mau menyampaikan hal-hal yang tidak ada relevansinya dengan tugas dia (SBY) sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, ya mestinya jangan gunakan fasilitas negara dong," ujar Said kepada Sindonews melalui pesan singkatnya, Kamis (18/4/2013) malam.

Dirinya menegaskan, walaupun hanya untuk acara jumpa pers, itu pasti ada pembiayaannya, yang sudah barang tentu dianggarkan oleh pihak rumah tangga Istana Kepresidenan yang bersumber dari uang rakyat.

Semestinya, ujar dia, untuk urusan partai dan untuk kepentingan yang bersifat pribadi, Presiden SBY tidak memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh negara.

"Kenapa sih soal Yenny dan Partai Demokrat tidak disampaikan saja di Cikeas atau di kantor Partai Demokrat, misalnya. Presiden kita ini agak 'rada-rada' sepertinya. Kadang urusan negara dibicarakan di rumah pribadi, tetapi untuk urusan pribadi atau urusan partai malah disampaikan di Istana," cetusnya.

Sebelumnya seperti diberitakan Sindonews, Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha pun menjelaskan mengapa Presiden SBY membicarakan soal Yenny Wahid di Istana Kepresidenan.

"Mengapa dilakukan di Istana Kepresidenan, setelah kunjungan kerja dan berlangsung di Istana. Kepala Negara dan Kepala Pemerintah tidak subtansial, tidak merupakan suatu prinsip untuk dipertanyakan," ujar Julian di Jakarta, Kamis 18 April 2013.

Dia menambahkan, bahwa mengenai SBY menggelar jumpa pers di Istana Kepresidenan untuk membicarakan masalah Yenny Wahid bukan suatu hal yang substansial.

"Penting untuk diketahui publik. Itu bukan menjadi hal pemberitaan. Minggu ini, Presiden terus berada di Istana Kepresidenan," ungkapnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, kesimpangsiuran kabar mengenai Yenny Wahid tersebut menjadikan hal yang mendesak untuk SBY menjelaskan kepada publik melalui jumpa pers kemarin malam.

"Karena kondisi, pentingnya dan urgent-nya subtansi yang akan disampaikan, ketidakjelasan, maka merasa perlu memberikan pernyataan," imbuhnya.

Julian pun menegaskan bahwa akibat kabar adanya tawar menawar antara SBY dengan Yenny soal posisi di Partai Demokrat, mengakibatkan munculnya interprestasi yang beragam di publik.

"Begini, yang perlu saya sampaikan, bahwa Presiden merasa perlu, terjadi kesimpangsiuran, publik mengikuti, terkait Bu Yenny Wahid, menjadi bias, muncul interpretasi bermacam-macam di publik," katanya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5902 seconds (0.1#10.140)