Polri akui sulit jaga keamanan pasca reformasi
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengakui, menjaga keamanan di Indonesia pasca reformasi cukup sulit.
"Jujur saja, saya baru 25 tahun jadi anggota Polri sangat tidak mudah mengelola keamanan pasca reformasi ini realita yang tidak bisa dihindari," kata Boy Rafli dalam dalam diskusi publik di Kantor Pimpinan Pusat (PP) Muhamadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Kamis (4/11/2013).
Sebelumnya, Boy Rafli menuturkan, persoalan premanisme adalah salah satu bentuk penyakit masyarakat yang menjadi priortitas Polri.
"Premanisme merupakan salah satu bentuk penyakit masyarakat," ujar Boy dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa 9 April 2013.
Lebih lanjut dia mengatakan, premanisme adalah bentuk kejahatan konvensional yang sudah meresahkan masyarakat luas. Menurutnya, adanya premanisme saat ini, dikarenakan meningkatnya arus urbanisasi dari desa ke kota.
"Mereka (preman) tidak memiliki pekerjaan yang jelas di kota, akhirnya menjadi juru parkir dan berlanjut ke arah premanisme," pungkasnya.
"Jujur saja, saya baru 25 tahun jadi anggota Polri sangat tidak mudah mengelola keamanan pasca reformasi ini realita yang tidak bisa dihindari," kata Boy Rafli dalam dalam diskusi publik di Kantor Pimpinan Pusat (PP) Muhamadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Kamis (4/11/2013).
Sebelumnya, Boy Rafli menuturkan, persoalan premanisme adalah salah satu bentuk penyakit masyarakat yang menjadi priortitas Polri.
"Premanisme merupakan salah satu bentuk penyakit masyarakat," ujar Boy dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa 9 April 2013.
Lebih lanjut dia mengatakan, premanisme adalah bentuk kejahatan konvensional yang sudah meresahkan masyarakat luas. Menurutnya, adanya premanisme saat ini, dikarenakan meningkatnya arus urbanisasi dari desa ke kota.
"Mereka (preman) tidak memiliki pekerjaan yang jelas di kota, akhirnya menjadi juru parkir dan berlanjut ke arah premanisme," pungkasnya.
(maf)