Penyakit hepatitis menjadi masalah serius Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Lebih dari 20 juta penduduk di Indonesia sudah terinfeksi hepatitis, untuk itu pemerintah segera lakukan pengendalian untuk menanggulangi tersebar lebih luas.
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan (kemenkes) Tjandra Yoga Aditama mengatakan, pemerintah sedang melakukan pendalaman lebih lanjut setiap daerah yang akan rawan akan hepatitis dan potensi yanga kan timbul. Selain itu pendidikan kepada masyarakat mengenai pengertian hepatitis, faktor penyebabnya, penanggulangan serta yang berkaitan dengan pencegahan karena hepatitis ini dapat dicegah.
"Setiap jenis hepatitis itu berbeda-beda untuk itu pendidikan kepada masyarakat itu sangatlah penting," ujarnya saat di temui di Kemenkes, Jakarta, Senin (8/4/2013).
Menurutnya, hepatitis terdapat tiga macam yaitu hepatitis A, B, dan C. Dalam pencegahannya hepatitis A penanggulangannya lebih kepada menjaga kebersihan makanan dan proses pembuatan makanan. Hepatitis B yaitu dengan imunisasi dan hepatitis C yaitu dengan menjaga perilaku baik yaitu tidak bertukaran jarum suntik.
Terkait hal ini, lanjut dia, untuk hepatitis A Kejadian Luar Biasa (KLB) pernah terjadi di Jawa Barat dan Jawa timur. Pada 2007, 23 juta penduduk Indonesia menderita hepatitis B, namun saat masyarakat sudah menderita Hepatitis akan diobati penyakit naun jika sudah menjadi kangker tentu akan ditanggulangi kangkernya .
"Hepatitis B bisa dicegah dengan imunisasi. Untuk itu pemberian imunisasi pada balita dan remaja sangatlah penting,” ujarnya. Lanjut dia, untuk hepatitis C saat ini Indonesia belum mempunyai vaksin sehingga upaya pencegahan melalui promosi perilaku hidup bersih dan sehat.
Sementara itu, ditemui di tempat yang sama Direktur Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung Slamet mengatakan, saat ini di Indonesia penderita Hepatitis B dan C mencapai 25 juta. Sekitar 50 persen sudah menginjak kronis yaitu sekitar 12.500 juta dan 10 persen sudah menjadi fibrosis.
"Sekitar 1.250 juta sudah terditeksi penduduk yang akan mengindap hepatitis," tandasnya.
Dia mengatakan, dari data di lapangan pada tahun 2007 sampai 2012 terkumpul dari 21 provinsi dan 49 kabupaten didapatkan penderita hepatitis B melebihi 31 persen. Banyaknya masyarakat terinfeksi hepatitis B ialah yang berumur paling tinggi 29 tahun. Dalam daya cakupan pada 2000-2012 peningkatan penyakit hepatitis sangatlah signifikan antara 50 persen sampai 80 persen.
"Pada dua tahun terakhir terjadi peningkatan diatas 80 persen," kata dia.
Menurutnya, dalam pencegahan hepatitis bukanlah hanya menjadi tugas Kemenkes, tetapi semua stakeholder nasional dan internasional serta memberikan edukasi kepada populasi beresiko untuk mencegah hepatitis yang menyerang lebih banyak lagi.
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan (kemenkes) Tjandra Yoga Aditama mengatakan, pemerintah sedang melakukan pendalaman lebih lanjut setiap daerah yang akan rawan akan hepatitis dan potensi yanga kan timbul. Selain itu pendidikan kepada masyarakat mengenai pengertian hepatitis, faktor penyebabnya, penanggulangan serta yang berkaitan dengan pencegahan karena hepatitis ini dapat dicegah.
"Setiap jenis hepatitis itu berbeda-beda untuk itu pendidikan kepada masyarakat itu sangatlah penting," ujarnya saat di temui di Kemenkes, Jakarta, Senin (8/4/2013).
Menurutnya, hepatitis terdapat tiga macam yaitu hepatitis A, B, dan C. Dalam pencegahannya hepatitis A penanggulangannya lebih kepada menjaga kebersihan makanan dan proses pembuatan makanan. Hepatitis B yaitu dengan imunisasi dan hepatitis C yaitu dengan menjaga perilaku baik yaitu tidak bertukaran jarum suntik.
Terkait hal ini, lanjut dia, untuk hepatitis A Kejadian Luar Biasa (KLB) pernah terjadi di Jawa Barat dan Jawa timur. Pada 2007, 23 juta penduduk Indonesia menderita hepatitis B, namun saat masyarakat sudah menderita Hepatitis akan diobati penyakit naun jika sudah menjadi kangker tentu akan ditanggulangi kangkernya .
"Hepatitis B bisa dicegah dengan imunisasi. Untuk itu pemberian imunisasi pada balita dan remaja sangatlah penting,” ujarnya. Lanjut dia, untuk hepatitis C saat ini Indonesia belum mempunyai vaksin sehingga upaya pencegahan melalui promosi perilaku hidup bersih dan sehat.
Sementara itu, ditemui di tempat yang sama Direktur Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung Slamet mengatakan, saat ini di Indonesia penderita Hepatitis B dan C mencapai 25 juta. Sekitar 50 persen sudah menginjak kronis yaitu sekitar 12.500 juta dan 10 persen sudah menjadi fibrosis.
"Sekitar 1.250 juta sudah terditeksi penduduk yang akan mengindap hepatitis," tandasnya.
Dia mengatakan, dari data di lapangan pada tahun 2007 sampai 2012 terkumpul dari 21 provinsi dan 49 kabupaten didapatkan penderita hepatitis B melebihi 31 persen. Banyaknya masyarakat terinfeksi hepatitis B ialah yang berumur paling tinggi 29 tahun. Dalam daya cakupan pada 2000-2012 peningkatan penyakit hepatitis sangatlah signifikan antara 50 persen sampai 80 persen.
"Pada dua tahun terakhir terjadi peningkatan diatas 80 persen," kata dia.
Menurutnya, dalam pencegahan hepatitis bukanlah hanya menjadi tugas Kemenkes, tetapi semua stakeholder nasional dan internasional serta memberikan edukasi kepada populasi beresiko untuk mencegah hepatitis yang menyerang lebih banyak lagi.
(kri)