Waspadai Hipertensi sebagai pembunuh dadakan

Kamis, 04 April 2013 - 22:07 WIB
Waspadai Hipertensi sebagai pembunuh dadakan
Waspadai Hipertensi sebagai pembunuh dadakan
A A A
Sindonews.com - Hipertensi telah menjadi pembunuh terbesar pertama diseluruh dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan pada 2025 akan meningkat sebesar 30 persen orang menderita hipertensi.

Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tjandra Yoga Aditama mengatakan, 2012 statistik kesehatan dunia mencatat hipertensi ialah suatu kondisi yang beresiko tinggi penyebab kematian karena stroke 51 persen dan jantung koroner 45 persen.

Dia mengatakan, di Indonesia penderita hipertensi mencapai 31,7 persen yang tersebar di kota dan pedesaan. Sedangkan 76,1 persen seseorang tidak mengatahui jika dirinya mengalami hipertensi.

"Mereka tidak mendapatkan pengobatan hipertensi sehingga mereka langsung mendapatkan perawatan serius atau bahkan langsung meninggal karena serangan jantung," tandasnya saat ditemui di Kemenkes, Kamis (4/4/2013).

Menurut dia, seharusnya penyakit hipertensi dapat dicegah dan dikontrol melalui rutin melakukan test tekanan darah di puskesmas, rumah sakit dan klinik. Selain itu, pola makan yang sehat dan rajin berolahraga adalah cara yang pas untuk mencegah hipertensi menyerang tubuh seseorang.

Tjandra mengatakan, saat ini sudah tersedia 5.134 Posbindu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang telah berada di 17 provinsi yang bertugas memonitoring dan menditeksi faktor resiko PTM. "Posbindu ini akan ditambah di 16 provinsi," kata dia.

Lanjut dia, Saat ini ada 310 fasilitas kesehatan dasar yang sudah dilengkapi dengan alat dan tenaga kesehatan yang terlatih. Hal ini menjadi tingkat kewaspadaan permaslahan hypertensi untuk memeriksa secara teratur.

Di temui di tempat yang sama Perwakilan WHO untuk Indonesia Khanchit Limpakarnjanarat mengatakan, Indonesia menjadi negara yang harus waspada terhadap bahaya hypertensi.

"Penyakit hypertensi adalah penyakit laten dan mematikan, jadi tanpa gejalan apapun penderita hypertensi bisa meninggal karena serangan jantung dan store," tandas dia.

Khanchit memaparkan, 11 negara di Asia Tenggara menjadi penyumbang kematian tersebesar karena hypertensi yaitu sebesar 1.5 juta meninggal dan Indonesia salah satunya. Selain itu dari data WHO, saat ini kehidupan di perkotaan rentan akan terserangnya hypertensi dari pad akehidupaan di pedesaan.

“Makan Makanan cepat saji dan mengkonsumsi rokok hal itu yang menjadi penyebab utamanya,” kata dia.

Hipertensi adalah isu yang sangat serius. Menurutnya, hal ini harus diperhatikan oleh pemerintah dan masyarakat, untuk itu WHO mendatangi negara-negara yang agar memperhatikan kesehatan masyarakatnya termasuk hipertensi ini.

Dia mengharapkan, agar masyarakat dapat memulai dengan pola makan sehat dan mengurangi porsi garam setiap makanan yang dikonsumsi. "Garam menjadi salah satu faktor hipertensi untuk itu porsi garam bisa dikurangi," ujarnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7834 seconds (0.1#10.140)