Komisi VI bantah pengusiran Dirut RNI karena Dahlan
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro menjadi sasaran empuk kemarahan anggota DPR. Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VI yang sejatinya membahas panitia kerja sawit dan karet, berubah menjadi 'kursi pesakitan' bagi Ismed.
Apakah hujan pertanyaan yang berujung pada pengusiran terhadap Ismed hanya sebagai bentu pelampiasan kemarahan DPR terhadap Menteri BUMN Dahlan Iskan? Anggota Komisi VI DPR Chairuman Harahap mengatakan, hujan pertanyaan yang ditujukan kepada Ismed tak ada berkaitan dengan Dahlan Iskan yang tak kunjung memenuhi panggilan DPR.
"Itu beda sama Dahlan. Ini bukan rapat dengan menteri, tapi deputi dan jajaran direksi PTPN dan BUMN. Cuma Pak Dahlan dimana kok enggak pernah datang?" ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Selasa (2/4/2013) malam.
Politikus Golkar ini menuturkan, alasan mereka mencecar Ismed habis-habisan terkait dengan kabar 'pemerasan' oleh anggota DPR. Isu 'pemerasan' ini sempat mencuat ketika Menteri BUMN Dahlan Iskan buka-bukaan atas adanya permintaan anggota Dewan kepada direksi-direksi BUMN.
Ketika kabar itu mencuat, Ismed pernah mengatakan ada permintaan patungan sebesar Rp 250 juta hingga Rp 1 miliar untuk anggota Dewan pada sekali rapat.
"Dulu dia pernah menyatakan untuk sekali RDP harus menyediakan uang dalam jumlah yang besar untuk anggota DPR. Katanya kan sudah turun-temurun," ujarnya.
Merasa perlu meluruskan pernyataan yang pernah diungkapkan oleh Ismed, kata Chairuman, ia dan rekan-rekannya kemudian menanyakan komisi berapa yang dimaksudkan. Bahkan, mereka meminta menunjuk langsung siapa oknum yang dimaksud 'pemeras' tersebut.
"Kita minta dia menyebutkan komisi berapa terus siapa orangnya, dia enggak mau sebutkan. Karna dia menuduh, kami minta buktikan kalau itu ada kita dukung supaya dibuka. Karena dia enggak mau, kita persilahkan meninggalkan tempat," tandasnya.
Seperti diketahi, Direktur Utama (Dirut) Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Ismed Hasan Putro diusir dari areal ruang rapat Komisi VI DPR. Pengusiran ini merupakan dampak dari pernyataan Ismed dalam acara salah satu televisi swasta terkait
Apakah hujan pertanyaan yang berujung pada pengusiran terhadap Ismed hanya sebagai bentu pelampiasan kemarahan DPR terhadap Menteri BUMN Dahlan Iskan? Anggota Komisi VI DPR Chairuman Harahap mengatakan, hujan pertanyaan yang ditujukan kepada Ismed tak ada berkaitan dengan Dahlan Iskan yang tak kunjung memenuhi panggilan DPR.
"Itu beda sama Dahlan. Ini bukan rapat dengan menteri, tapi deputi dan jajaran direksi PTPN dan BUMN. Cuma Pak Dahlan dimana kok enggak pernah datang?" ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Selasa (2/4/2013) malam.
Politikus Golkar ini menuturkan, alasan mereka mencecar Ismed habis-habisan terkait dengan kabar 'pemerasan' oleh anggota DPR. Isu 'pemerasan' ini sempat mencuat ketika Menteri BUMN Dahlan Iskan buka-bukaan atas adanya permintaan anggota Dewan kepada direksi-direksi BUMN.
Ketika kabar itu mencuat, Ismed pernah mengatakan ada permintaan patungan sebesar Rp 250 juta hingga Rp 1 miliar untuk anggota Dewan pada sekali rapat.
"Dulu dia pernah menyatakan untuk sekali RDP harus menyediakan uang dalam jumlah yang besar untuk anggota DPR. Katanya kan sudah turun-temurun," ujarnya.
Merasa perlu meluruskan pernyataan yang pernah diungkapkan oleh Ismed, kata Chairuman, ia dan rekan-rekannya kemudian menanyakan komisi berapa yang dimaksudkan. Bahkan, mereka meminta menunjuk langsung siapa oknum yang dimaksud 'pemeras' tersebut.
"Kita minta dia menyebutkan komisi berapa terus siapa orangnya, dia enggak mau sebutkan. Karna dia menuduh, kami minta buktikan kalau itu ada kita dukung supaya dibuka. Karena dia enggak mau, kita persilahkan meninggalkan tempat," tandasnya.
Seperti diketahi, Direktur Utama (Dirut) Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Ismed Hasan Putro diusir dari areal ruang rapat Komisi VI DPR. Pengusiran ini merupakan dampak dari pernyataan Ismed dalam acara salah satu televisi swasta terkait
(kri)