Tergerus budaya barat, wayang dianggap isu tak seksi
A
A
A
Sindonews.com - Komunitas Wayang Universitas Indonesia (KUWI) fokus dalam pelestarian wayang sebagai warisan budaya. Namun, disayangkan banyak generasi muda saat ini kurang peduli dengan budaya lokal salah satunya wayang.
Ketua KUWI Sarlito Wirawan Sarwono menilai, wayang saat ini dianggap sebagai isu yang tidak seksi dibanding budaya kontemporer lainnya. Hal itu disebabkan budaya lokal sudah tergerus dengan budaya barat.
"Wayang dinilai enggak seksi banget, gerakan Wayang Goes to Campus UI ini menarik banget semua terlibat. Yang belum tertarik ajak ikut temannya biar jadi tahu. Karena selama ini digawangi mahasiswa ilmu budaya jurusan Sastra Jawa. Orang Korea juga pernah main," ungkapnya kepada wartawan dalam Konferensi Pers di Depok, Selasa (02/04/2013).
Selain itu, kata dia, wayang itu sebenarnya dalam kognisi semakin lama semakin pudar. Salah satunya, lanjutnya, makin terisi dengan budaya Korea.
"Banyak K-Pop, Gangnam Style, isinya budaya pop barat juga. Dalam alam sadar sebenarnya masih sadar. Tak bisa dipungkiri, budaya Jawa dominan. Budaya barat pengaruhi kita. Manusia kita budaya timur, tapi dijawab dengan budaya barat rasional, enggak masuk jadinya. Yang ada pertempuran, korupsi, yang salah jadi benar, benar jadi salah. Mulailah mencintai wayang dari pinggirannya. Dengan pakem yang benar," ungkapnya.
Menurut Sarlito, apapun bisa diperankan dalam pewayangan. Wayang juga bisa memberikan nasehat dalam kehidupan.
"Ini harus dilestarikan, berpengaruh juga dalam pendidikan, dunia politik, perkelahian antar warga saat ini, ributnya dunia politik, juga bisa diperankan dalam pewayangan," tandasnya.
Ketua KUWI Sarlito Wirawan Sarwono menilai, wayang saat ini dianggap sebagai isu yang tidak seksi dibanding budaya kontemporer lainnya. Hal itu disebabkan budaya lokal sudah tergerus dengan budaya barat.
"Wayang dinilai enggak seksi banget, gerakan Wayang Goes to Campus UI ini menarik banget semua terlibat. Yang belum tertarik ajak ikut temannya biar jadi tahu. Karena selama ini digawangi mahasiswa ilmu budaya jurusan Sastra Jawa. Orang Korea juga pernah main," ungkapnya kepada wartawan dalam Konferensi Pers di Depok, Selasa (02/04/2013).
Selain itu, kata dia, wayang itu sebenarnya dalam kognisi semakin lama semakin pudar. Salah satunya, lanjutnya, makin terisi dengan budaya Korea.
"Banyak K-Pop, Gangnam Style, isinya budaya pop barat juga. Dalam alam sadar sebenarnya masih sadar. Tak bisa dipungkiri, budaya Jawa dominan. Budaya barat pengaruhi kita. Manusia kita budaya timur, tapi dijawab dengan budaya barat rasional, enggak masuk jadinya. Yang ada pertempuran, korupsi, yang salah jadi benar, benar jadi salah. Mulailah mencintai wayang dari pinggirannya. Dengan pakem yang benar," ungkapnya.
Menurut Sarlito, apapun bisa diperankan dalam pewayangan. Wayang juga bisa memberikan nasehat dalam kehidupan.
"Ini harus dilestarikan, berpengaruh juga dalam pendidikan, dunia politik, perkelahian antar warga saat ini, ributnya dunia politik, juga bisa diperankan dalam pewayangan," tandasnya.
(kri)