Penyerangan LP Cebongan terkait dengan bisnis narkoba
A
A
A
Sindonews.com - Penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cebongan, Sleman, hingga menewaskan empat penghuni LP, diduga berkaitan dengan persaingan kartel narkoba di Indonesia.
Mantan Komandan Satgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS) Laksamana Pertama TNI Purn Mulyo Wibisono menyebutkan, penyerangan ke LP Cebongan pada Sabtu 23 Maret 2013 dini hari, terindikasi adanya perseteruan antar gembong narkoba.
Menurutnya, empat tahanan yang tewas ditembak pasukan tidak dikenal itu merupakan tahanan yang terlibat narkoba. Jadi, kalau pun ada TNI atau polisi yang terlibat, itu merupakan oknum aparat yang terlibat juga dalam gembong peredaran narkoba
"Korbannya itu kan pakai narkoba. Justru kartel narkoba inilah yang membuat cover story, seolah-olah TNI dan Polri yang terlibat," ujarnya kepada wartawan, di kawasan Jakarta Pusat, Senin (1/4/2013).
Mulyo mengatakan, saat ini kondisi di lapangan tengah ada perebutan kekuasaan antar kartel narkoba. Maka dari itu, masih terlalu dini jika kasus tersebut disimpulkan dilakukan anggota TNI. "Sebab senjata yang digunakan dalam penyerangan tersebut tidak hanya dimiliki TNI," kata Mulyo.
Dia mengatakan, sebaiknya masyarakat menunggu lebih dulu hasil investigasi dan jangan mengambil kesimpulan terlalu dini. "Empat orang napi yang ditembak itu teribat narkoba. Lalu ngapain tentara ikut-ikutan sama polisi. kalau pun iya, tentara atau polisi itu pasti ikut terlibat narkoba juga," jelasnya.
Dalam penyerangan tersebut, kata Mulyo, tidak ada indikasi ataupun bukti keterlibatan anggota Komando pasukan khusus (Kopassus). Pasalnya, cara penyerangan Kopassus tidak seperti itu dengan memberondong begitu banyak peluru terhadap korban. "Prinsip bagi TNI adalah satu peluru satu nyawa," tegasnya.
Mantan Komandan Satgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS) Laksamana Pertama TNI Purn Mulyo Wibisono menyebutkan, penyerangan ke LP Cebongan pada Sabtu 23 Maret 2013 dini hari, terindikasi adanya perseteruan antar gembong narkoba.
Menurutnya, empat tahanan yang tewas ditembak pasukan tidak dikenal itu merupakan tahanan yang terlibat narkoba. Jadi, kalau pun ada TNI atau polisi yang terlibat, itu merupakan oknum aparat yang terlibat juga dalam gembong peredaran narkoba
"Korbannya itu kan pakai narkoba. Justru kartel narkoba inilah yang membuat cover story, seolah-olah TNI dan Polri yang terlibat," ujarnya kepada wartawan, di kawasan Jakarta Pusat, Senin (1/4/2013).
Mulyo mengatakan, saat ini kondisi di lapangan tengah ada perebutan kekuasaan antar kartel narkoba. Maka dari itu, masih terlalu dini jika kasus tersebut disimpulkan dilakukan anggota TNI. "Sebab senjata yang digunakan dalam penyerangan tersebut tidak hanya dimiliki TNI," kata Mulyo.
Dia mengatakan, sebaiknya masyarakat menunggu lebih dulu hasil investigasi dan jangan mengambil kesimpulan terlalu dini. "Empat orang napi yang ditembak itu teribat narkoba. Lalu ngapain tentara ikut-ikutan sama polisi. kalau pun iya, tentara atau polisi itu pasti ikut terlibat narkoba juga," jelasnya.
Dalam penyerangan tersebut, kata Mulyo, tidak ada indikasi ataupun bukti keterlibatan anggota Komando pasukan khusus (Kopassus). Pasalnya, cara penyerangan Kopassus tidak seperti itu dengan memberondong begitu banyak peluru terhadap korban. "Prinsip bagi TNI adalah satu peluru satu nyawa," tegasnya.
(maf)