Istana gerah SBY dikritik jadi Ketum Demokrat

Senin, 01 April 2013 - 16:59 WIB
Istana gerah SBY dikritik...
Istana gerah SBY dikritik jadi Ketum Demokrat
A A A
Sindonews.com - Juru Bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Julian Aldrin Pasha meminta, kepada semua pihak untuk tidak membesar-besarkan perihal terpilihnya SBY sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat.

"Jadi, saya kira tidak perlu dibesar-besarkan," ujar Julian di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2013).

Dia mengatakan, SBY tetap fokus pada tugasnya sebagai Presiden. "Tentu sebagaimana yang disampaikan Presiden terpilih menjadi Ketum Partai Demokrat. Pak SBY menerima permintaan dari DPC dan DPD Partai Demokrat untuk menjadi ketua umum," terangnya.

Menurutnya, alasan SBY menerima permintaan DPC dan DPD menjadi Ketum Demokrat itu untuk menyelamatkan partai dari berbagai konflik internal, serta merosotnya elektabilitas partai.

"Dan di dalam melaksanakan tugas-tugas kepala negara dan kepala pemerintahan, dia tidak ingin itu dikurangi atau diganggu oleh aktivitas partai dalam posisi ketua umum," katanya.

Atas dasar itu, SBY menunjuk Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Syariefuddin Hasan sebagai Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat.

"Jadi, dalam konteks ini bisa kita tafsirkan, bahwa Presiden SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat tidak akan ada yang berkurang tugas-tugas(nya) sebagai kepala Negara, terganggu, karena tugas sebagai Ketum," pungkasnya.

Seperti diketahui, SBY terpilih menjadi Ketum Partai Demokrat dalam kongres luar biasa (KLB) yang dilaksanakan di Bali pada 30 Maret 2013 lalu. SBY dipilih untuk menggantikan Anas Urbaningrum yang mengundurkan diri dari jabatannya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0690 seconds (0.1#10.140)